=Hamimeha

Meluaskan Manfaat Dengan ZISWAF, Inspirasi Sejarah Manusia Mulia

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Meluaskan manfaat dengan ZISWAF
Selama 14 abad waktu berselang, namun kisah sumur Raumah senantiasa mewarnai kisah inspiratif dari sosok sang khalifah ketiga umat muslim yakni Utsman bin Affan. Salah satu sahabat Rasulullah yang penuh kedermawanan.

Berawal dari permintaan sang Rasulullah yang menyaksikan kondisi masyarakat Madinah kesulitan mencari air. Rasulullah bersabda:

“Wahai sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka ia akan mendapatkan surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).

Utsman hadir menjadi pahlawan dalam mengatasi masalah tersebut. Bermodal harta yang ia miliki dan kemampuan komunikasi serta strategi yang apik. Akhirnya, sumur yang kini disebut Sumur Raumah itu dibeli dan digunakan untuk kebutuhan air untuk masyarakat kala itu.

Sumur Raumah di Madinah
Pasalnya,hingga saat ini sumur letaknya di samping Masjid Qiblatain tersebut, di sekitarnya tumbuh lebih dari 1.500 pohon kurma yang sekarang dikelola Departemen Pertanian Saudi. Hasil penjualan kurma ini disumbangkan untuk kebutuhan anak yatim dan fakir miskin. Masya Allah,amal jariyah yang luar biasa ya Sobat Hamim.

Pelajaran hidup yang bisa kita ambil adalah bisakah kita menjadi Utsman masa kini? Jawabannya adalah bisa, kenapa tidak? Yuks, baca ulasanku di bawah ini!


Aku Bukan Utsman bin Affan, Lalu Bisa Apa?

Sejatinya, setiap dalam diri manusia memiliki potensi menjadi baik dan melakukan kebaikan. Meskipun kita tidak sekaliber Utsman bin Affan dengan aksi heroiknya membeli sumur hingga bisa menjadi salah satu pemasukan dalam roda perekonomian di Arab Saudi. Bukan berarti kita tak bisa melakukan yang serupa?

Yups, aku bilang serupa.

Serupa kebaikannya, serupa semangatnya untuk bisa membantu sesama dengan apa yang kita punya. Meluaskan manfaat atas keberadaan kita di bumi ini. Bagaimana caranya?

Sepenggal Kisah Inspiratif dari Bengkel dan Bakpo Nampol

kisah inspiratif pak rohim
Pak Rohim adalah sapaan akrab dari lelaki yang tinggal tinggal di Desa Bogem, Kecamatan Kawedanan, Magetan, Jawa Timur. Bermodal ilmu yang ia kantongi selama selama 7 tahun di Malaysia dan hampir 4 bulan di Jakarta dan nekat karena kebutuhan finansial, lelaki murah senyum itu membuka bengkel.

Hal menarik yang dilakukan oleh Pak Rohim dan patut kita teladani adalah strategi marketingnya. Apakah itu? Istiqomah sedekah subuh. Masya Allah, beliau meyakini bahwa sedekah itu marketing langit. Kita merayu ke Allah, kemudian Allah yang memberikan rezekinya sehingga pelanggan ramai berdatangan.

Tak hanya itu Sobat Hamim, bapak yang dikarunia tiga anak itu bermitra dengan LMI dalam program servis sambil amal. Konsepnya sederhana, setiap ada pelanggan servis mobil, sebagian labanya disedekahkan melalui LMI.

Berkah dari apa yang dilakukan oleh Pak Rohim dan keluarga adalah hati menjadi lebih tenang, hari-harinya terasa dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT. Hal yang menurutnya tak mungkin, ternyata begitu mudah terlaksana. Masya Allah.

Alhamdulillah, berkat kerja keras dan rutin bersedekah bengkel Pak Rohim selalu ramai dan mampu mempekerjakan tiga karyawan. Padahal awalnya seperti tidak mungkin bisa menggaji seorang karyawan. Demikianlah, keberkahan dari meluaskan manfaat dengan sedekah sehingga bisa menjadi membuka lapangan pekerjaan.

Selaras bukan dengan hadist di bawah ini,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan (hutang), maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Siapa saja yang menolong saudaranya, maka Allah akan menolongnya sebagaimana ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Tak kalah mengharukan dari kisah Pak Rohim adalah pengalaman seorang ibu rumah tangga yang ternyata adalah dokter. Riva Redianita Hapsari adalah sosok dokter muda yang memutuskan resign dari pekerjaannya dan memilih menjadi fullmom untuk merawat buah hatinya. Wah, pasti Sobat Hamim akan merasa menyesalkan keputusan beliau bukan?

Kisah inspiratif tentang sedekah
Yups, namun tidak dengan ibu Riva –sapaan akrab- pemilik Bakpao Nampol itu. Yang menarik dari sosok Ibu Riva ini adalah kata andalannya yaitu, “Semakin pelit, semakin hitungan, maka akan semakin sulit”. Beliau meyakini bahwa apa yang kita beri akan kembali kepada diri kita sendiri. Tidak hanya berupa materi, tetapi kesehatan, kemudahan, anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta suami yang sangat menyayangi keluarganya.

Luar biasanya, Bakpao Nampol juga telah bersinergi bersama LMI dalam kegiatan yatim terdampak banjir bulan November 2021, kemarin. MasyaAllah. Kebajikan dalam istiqomah bersedekah yang dilakukan oleh ibu Riva yang diiringi dengan kerja keras dalam membesarkan Bakpao Nampol berbuah manis. Kini Nampol sudah bisa mendirikan outlet pertamanya di Kota Blitar. Selain melayani pembelian langsung, Bakpao Nampol juga telah mengirimkan produk-produknya dalam bentuk frozen food ke luar kota terutama Malang, Surabaya, Jakarta, bahkan sudah sampai ke Papua.

Luarbiasa ya Sobat Hamim, menyimak keajaiban sedekah tak hanya bermanfaat untuk kita sendiri melainkan meluaskan manfaat untuk manusia lainnya. Dari dua kisah di atas, sebenarnya kita bisa belajar bahwa meskipun kita tidak terlahir kaya atau memiliki banyak harta seperti Utsman bin Affan, tapi tidak menghentikan kita untuk berbuat baik dan membantu sesama.

Walaupun kita belum bisa memberi bantuan sebanyak Utsman bin Affan,akan tetapi kita bisa memberi dan membantu sesama sesuai dengan kemampuan kita. Yang paling penting adalah kemampuan kita dalam mengatur anggaran setiap bulannya, agar dari keseluruhan pendapatan kita, masih tersisa dana untuk bersedekah. Inilah yang bisa direfleksikan dari dua kisah inspiratif Pak Rohim melalui program servis sambil amal dan sedekah dari Bakpo Nampol Ibu Riva.

Keyakinan Pak Rohim dan Ibu Riva akan keistiqomahannya dalam kebaikan yakni sedekah serupa dengan keyakinanan Utsman bin Affan dan para sahabat bahwa tidak ada perdagangan yang rugi ketika melakukannya dengan Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya, 

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Q.s Al-Baqarah ayat 267) 

Lalu bagaimanakah bentuk pemanfaatan yang dilakukan dari kedua sosok tersebut selama bersinergi dengan Lembaga Manajemen Infaq selama ini? Yuks dah simak satu cerita yang membuat kita geleng-geleng kepala.

Secuplik Inspirasi dari Pelosok Negeri

Siapa yang tak menanti euforia bulan Ramadhan? Bahkan, aku sering mendapati beberapa teman non muslim ikut bergembira karena Ramadhan identik dengan takjil dan menu makanan yang beraneka ragam. Sajian menu berbuka dan camilan menjadi salah satu hal yang ditunggu selama Ramadhan hingga hari raya tiba.

Nah, apakah itu terjadi di semua tempat di pelosok negeri ini?

Tidak Sobat Hamim, ada saudara muslim kita di Indonesia Timur yang tak merasakannya. Jangankan untuk merasakan euforia bulan Ramadhan, memenuhi kebutuhan pokok mereka saja belum tuntas. Suku Kokoda adalah penduduk asli papua yang ada di Kampung Maibo, Kabupaten Sorong Distrik Aimas, Papua Barat.

LMI menyalurkan amanah  kepada suku Kokoda
Ramadhan kali ini, LMI menjadikan Suku Kokoda sebagai sasaran penyaluran fidyah. Tahu kenapa? Masyarakat suku Kokoda adalah penduduk asli Papua yang beragama Islam. dan kondisi suku Kokoda ini mengingatkanku pada kisah Utsman bin Affan yang aku diceritakan di awal tulisan ini.
Singkat cerita, suku Kokoda ini secara geografis letak kampung ini berada di tepi pantai dan dikelilingi oleh hutan mangrove yang menyebabkan air menjadi payau sehingga tidak layak konsumsi.Keadaan tersebut membuat penduduk membangun tiga lubang sumur bor untuk mandi dan mencuci. Sedangkan untuk keperluan masak dan minum tetap menggunakan air galon yang dibeli dari penjual air terdekat. Selain itu, letak pusat perbelanjaan yang lumayan jauh dari kampung sehingga akses terhadap pemenuhan kebutuhan masak masih relatif sulit. serta harga barang yang mahal.
Dengan penggambaran kondisi realita di atas maka kita sebagai sesama muslim tentu bisa merasakan bagaimana keinginan mereka juga sama-sama ingin merasakan bulan Ramadhan dengan khidmat. Inilah yang kemudian menggerakkan LMI untuk hadir dengan berbagai program Ramadhan dengan Kampung Maibo yang juga sering disebut dengan Kampung Klalin 4. Salah satu programnya adalah memberikan nasi kotak kepada para warga kampung. Dengan begitu mereka bisa merasakan nikmat bulan Ramadhan tahun ini.

Masya Allah, tahukah Sobat Hamim bahwa gerakan kebaikan ini bisa terlaksana karena atas kerjasama dan kepercayaan para mitra LMI sehingga LMI semangat sekali untuk menjadi pelopor kebaikan. Karena pelopor kebaikan adalah profesi yang menguntungkan. Apa yang telah mitra LMI amanahkan kepada LMI menjadi salah motor meluaskan manfaat ini menjadi lebih terasa hingga ke pelosok negeri.

Jujurly, suku Kokoda ini aku baru dengar lho. Bagaimana dengan kalian? Yups, sebenarnya Sobat Hamim bisa melihat aksi nyata program LMI di http://lmizakat.id/ atau ke media sosial LMI .

Langkah Bijak Meluaskan Manfaat

Sobat Hamim tentu familiar dengan ungkapan bijak berikut, kebaikan yang tidak terencana akan dikalahkan oleh keburukan yang terencana. Serta analogi ini, lidi satu batang tak akan lebih kuat dari sepuluh lidi yang terikat. Aku merasa dua pernyataan bijak ini mewakili bagaimana kita bisa mengambil langkah bijak dalam meluaskan manfaat bukan?

Aku teringat sekali di masa kuliah dulu sering menjadi relawan LMI untuk menghimpun zakat, infaq, dan shadaqoh di bulan Ramadhan. Semangatku kala itu adalah bisa menjadi perpanjangan tangan lembaga yang meraih penghargaan fundrising terbaik dalam ajang Indonesia Fundrising Award (IFA) 2021 yang diselenggarakan oleh Institut Fundrising Indonesia (IFI). Pasca kampuspun, aku banyak mengenal orang-orang yang bekerja di LMI dan persepsiku kepada mereka adalah sosok-sosok yang amanah, berdedikasi, serta memiliki nilai religiutas yang tinggi.

Ya mungkin ini terlihat subyektif ya Sobat Hamim. Namun Sobat Hamim juga bisa mempertimbangkan lima alasan di bawah ini!

Alasan Memilih Menyalurkan ZIS ke LMI


Lembaga Manajemen Infaq (LMI) adalah lembaga filantropi profesional yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat masyarakat kurang mampu melalui penghimpunan dana sosial (zakat, Infaq, Shadaqah, dan wakaf). LMI didirikan pada tahun 1995 dan berpusat di Kota Surabaya.

Alasan memilih LMI
Lima alasan LMI recommended dalam penyaluran ZISWAF yang terpercaya :

Pertama, LMI legal terbukti dengan adanya SK dari Gubernur maupun LAZNAS.

LMI dilegalkan sebagai LAZ Jawa Timur melalui SK Gubernur No. 451/1702/032/2005. Dan sesuai Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 184 tahun 2016, LMI k dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) .

Kedua, Memiliki banyak cabang.

LMI memiliki 8 perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia.LMI berkomitmen meluaskan manfaat dengan menjangkau saudara-saudara di seluruh wilayah Indonesia.

Ketiga, LMI tak sekedar memberi tapi memberdayakan

Berbagai program yang variatif bisa terlihat pada program-program yang tak hanya fokus pada memberi melainkan memberdayakan.

Program LMI
Keempat, aman


Laporan keuangan LMI telah diaudit secara berkala oleh pihak akuntan publik dengan hasil wajar tanpa pengecualian. LMI meraih Baznas Award 2017 kategori Laz Nasional dengan Pendistribusian dan Pendayagunaan terbaik. Program Pemberdayaan desa LMI masuk pada outlook Baznas 2018.

Tidak hanya secara nasional, kontribusi LMI juga berskala internasional dengan menjadi anggota Indonesia Humanitarian Alliance (IHA), dalam koordinasi kementrian luar negeri.

Kelima, terus berinovasi

Di era digital saat ini, kecanggihan teknologi memberikan banyak kemudahan. Setiap lini melakukan inovasi untuk memberikan performa terbaiknya. Tak terkecuali LMI yang juga menghadirkan layanan online yang bervariasi sesuai kebutuhan user. Seperti Qurbanholic, INFAK.IN, Wakafo, Zakat Calculator, Donor Registration

Nah, lima alasan di atas tentu memperkuat alasan banyak orang memilih LMI sebagai mitra menyalurkan ZISWAF mereka. Selain itu, ada fakta menarik di bawah ini!

Lembaga Manajemen Infaq dalam Penelitian

Bahkan bukti nyata dalam sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Diah Ayu Wulandari dengan judul Peran LMI (lembaga Manajemen Infaq) dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin melalui program Gaduh Ternak Barokah di Kabupaten Trenggalek menunjukkan bahwa Lembaga Manajemen Infaq dalam program Gaduh Ternak Barokah sudah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan para informan penerima manfaat dari program pemberdayaan ekonomi melalui dana bantuan zakat, infaq dan sedekah. Bantuan dari program pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di Kabupaten Trenggalek membawa dampak positif bagi kehidupan sehari-hari. Dan masih banyak lagi aksi- aksi nyata pelopor kebaikan yang telah dilakukan oleh LMI dalam menyampaikan amanah dari para mitra maupun muzakki.

Sebagaimana manusia sosial sudah selayaknya jika kita bisa membangun kebaikan ini dengan sistem yang baik. Sebagaimana di masa Rasulullah dulu adanya Baitul Mall. Langkah bijak meluaskan manfaat bersama LMI maka jangkauan kebaikan pun semakin menjangkau ke ara yang benar- benar membutuhkan.

Jadi, kebermanfaatannya lebih terasa bukan?

Berbagi dan Peduli Tak Harus Menunggu Kaya

“Siapa yang memiliki kelebihan bekal hendaklah memberikannya kepada orang yang tidak memiliki perbekalan” (HR. Muslim).
Di dalam Islam, Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam mengajarkan kepada umat muslim bahwa Islam adalah agama persaudaraan (ikhaa`), kasih sayang (mawaddah) dan solidaritas (takaful).

Amanah yang terkandung dalam kebajikan yang luhur ini adalah saling menolong. Artinya, yang kuat membantu yang lemah, yang kaya menanggung yang fakir, yang berkecukupan membantu yang kekurangan. Karunia Allah diberikan kepada hamba-Nya melalui cara-cara yang berbeda, termasuk melalui tangan saudaranya. Masya Allah,.

Dalam bab tolong menolong ini, kita tak harus menunggu kaya. Kita tak perlu merasa minder apalagi insecure jika belum setajir Utsman. Namun, kita bisa meniru semangat dari para sahabat yang selalu menjadi yang terdepan atas seruan kebaikan dan menjadi pintu bagi rezeki saudaranya. Mengutip jargon LMI yakni pelopor kebaikan.

Menyoal tentang zakat, infaq, sedekah, dan wakaf memang penting untuk memperhatikan kondisi kita terlebih dahulu. Strategi dan keyakinan dari Pak Rohim dan Ibu Riva mungkin bisa kita tiru. Beramallah secara konsisten, bukan tentang banyaknya melainkan istiqomahnya. Inilah marketing jalur langit.

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Baqarah [2]: 281)

Semoga kisah ini menjadi pemantik untuk kita agar senantiasa meluaskan manfaat dengan zakat, infaq, dan sedekah. Meneladani kisah-kisah inspiratif manusia-manusia hebat dalam kebaikan, Rasulullah dan para sahabatnya.


Referensi:


https://lmizakat.org/

https://www.bantusemua.id/cerita-muzzaki-inspiratif-hikmah-sedekah-usaha-servis-ac-mobil-makin-berkah/

https://www.bantusemua.id/hikmah-sedekah-usaha-ibu-riva-makin-berkah/

Wulandari,D.A,.dkk. Peran LMI dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin melalui Program Gaduh Ternak Barokah di Kabupaten Trenggalek.TRENGGALEK. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1690-1705


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Meluaskan Manfaat” yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Infaq dan Forum Lingkar Pena.

Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

Posting Komentar

Popular