=Hamimeha

Refleksi Akhir Tahun 1442 H Sebagai Momentum Evaluasi Diri

39 komentar
Konten [Tampil]
Refleksi akhir tahun 1442 Hijriah Momentun Evaluasi diri
Hai Sobat Hamim!

Apakah sobat juga merasa jika selama oandemi meski di rumah saja tapi waktu seakan cepat sekali berlalu. Hari ini Senin, tak terasa weekend berlalu kembali bertemu Senin lagi. Apakah karena kondisi sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas tiada habisnya ya?

Entahlah!

Tapi yang jelas, aku pribadi merasa waktu jadi semakin cepat berganti. Apakah ini yang disebut tanda-tanda kecil bahwa kiamat sudah dekat? Allohu'alam bi Showab.

Sobat Hamim, di momentum pergantian tahun ini. Aku ingin mengajak teman-teman sekalian untuk memanfaatkan momentum ini. Untuk apa? Refleksi diri.

Sejujurnya, setelah memasuki periode kedua pandemi menyelimuti bumi pertiwi. Kasus kematian karena kasus Covid-19 ini membuat banyak orang menyadari bahwa sehat itu sangat berharga. Dan kematian adalah rahasia takdir yang tak terduga.

Maka dari itu, aku mengajak Sobat Hamim untuk melakukan refleksi akhir tahun 1442 H sebagai momentum evaluasi diri. Semoga upaya kecil ini bisa mengingatkan kita untuk terus bermuhasabah. Aamiin

Sekilas Tentang Tahun Hijriah

Hijrah itu momentum
Sebelum kita melakukan refleksi ada baiknya jika kita tahu sejarah tahun hijriah ini. Sejarah mulainya perhitungan tahun hijriah ini dilakukan di masa kekhalifahan Umar bin Khatab.

Semasa itu, Islam sudah menyebar ke berbagai negara. Umar bin Khattab juga sering kali melakukan komunikasi dengan berbagai pimpinan di wilayah lain. Ketika mengirim surat perlu adanya waktu pengiriman surat. Nah, bermula dari inilah maka ditentukanlah kalender tahun hijriah.

Dilansir dari Republika.co.id dijelaskan oleh Ustad Sarwat bahwa 1 hijriyah dimulai sejak dibentuknya kota Madinah, meskipun peristiwa hijrahnya sendiri bukan pada 1 Muharram. Tapi pada bulan Maulid atau Rabiul Awal.

Mengapa awal bulan tahun hijriah bukan dimulai dari bulan Rabi'ul awal?

Sebab munculnya hijriah ini didasari atas momentum hijrahnya Rasulullah. Tahun hijriah ini sebagai momentum besar bagi Islam yang mana hijrah merupakan simbol perpindahan masa jahiliyah ke masyarakat madani. Momentum ini diharapkan menjadi tonggaknya kalender Islam.

Bulan di kalender hijriah

Sedang permulaan bulan yang diawali dengam bulan Muharram sebab ini berkaitan dengan firman Allah Q.S At Taubah: 36
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu". (Q.S. At Taubah:36)

Dan lagi, bulan Muharram itu artinya suci. Di bulan tersebut dilarang terjadinya peperangan. Selain itu, dilansir dari kisahislami.com menyebutkan usulan bulan Muharram sebagai penanda awal tahun dicetuskan oleh Utsman bin 'Affan dengan alasan alasan karena di bulan ini jamaah haji pulang dan Muharram adalah bulan Allah. Ini alasan dari sisi syariat.

Adapun dari sisi sosial-budaya, Muharam merupakan bulan yang dipilih oleh bangsa Arab untuk memulai tahun-tahun mereka sebelum Islam datang. Sehingga mereka telah terbiasa dengan keadaan ini. Setelah Islam datang, Rasulullah mengukuhkannya dengan menyebut bulan ini syahrullah (bulan Allah).
Alasan lain adalah banyaknya peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram. Serta, All-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram. Dan tidak ada bulan setelah bulan Ramadhan yang lebih mulia di sisi Allah melebih bulan Muharram. Bulan ini dinamai dengan bulan Allah karena saking besar kemuliaannya (al-Mausu’ah al-Arabiyah al-Amaliyah, Hal: 2).
Wah Sobat Hamim ternyata heroik juga ya filosofi penentuan tahun dan awal bulan dari tahun hijriah?

Refleksi Akhir Tahun 1442 H Momentum Evaluasi Diri

Perlukah refleksi diri

Pentingkah Melakukan Refleksi Akhir Tahun Sebagai Evaluasi Diri

Belajar dari ulasan asal mula tahun hijriah. Layaklah kita membawa semangat hijrah Rasulullah ini menjadi momentum hijrah kita juga. Aku pribadi tipe orang yang sangat menghargai sebuah sejarah atau momentum.

Menurut KBBI, momentum adalah saat yang tepat. Maka, hal ini pula yang ingin aku sampaikan ke teman-teman. Di akhir tahun 1442 Hijriah ini untuk menjadi momentum evaluasi diri. Sedangkan refleksi adalah gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban atas suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.
Sederhananya, seperti ungkapan Victor Hugo, Apakah sejarah itu? Pengulangan masa lalu di masa depan; refleksi dari masa depan pada masa lalu.
Nah, jadi refleksi ini akan membawa kita dalam mengevaluasi diri di satu tahun yang lalu untuk menyiapkan setidaknya satu tahun ke depan. Sebenarnya, melakukan evaluasi diri itu baiknya setiap hari. Namun kadang kita butuh momen yang pas bukan? Maka ditilik dari sejarahnya akhir tahun hijriah ini akan menjadi kesempatan baik untukmu.

Alasan Refleksi Akhir Tahun Sebagai Momentum Evaluasi

Nah, menurutku ada lima alasan yang membuat akhir tahun hijrah ini bisa menjadi ajang evaluasi diri.
Alasan refleksi penting

Pertama, sebab media pengingat. Pergantian tahun memudahkan kita dalam mengingat kembali kejadian di kurun waktu satu tahun. Khususnya peristiwa atau momen penting dalam hidup kita.

Kedua, sebagai bentuk syukur akan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bahwa kita masih diberi kesempatan menyambut tahun yang semakin bertambah bilangannya.

Ketiga, sarana bertafakur. Jika kita buka KBBI, tafakur memiliki arti perihal merenung, memikirkan, atau menimbang-nimbang dengan sungguh-sungguh. Arti lainnya dari tafakur adalah pengheningan cipta. Maka media akhir tahun bisa dijadikan sebagai waktu bertafakur baik sendiri atau bersama. Kita bisa ingat-ingat setiap kejadian dan mengambil hikmahnya.

Keempat, media mengapresiasi diri. Jangan sibuk meratapi capaian yang belum berhasil. Namun, cobalah menghargai diri sendiri bahkan jika itu hanya pencapaian tanpa pengakuan dunia. Namun cukup kamu sendiri yang mengakuinya. Misalnya, berhasil menuntaskan membaca satu buku dalam setahun. Di tahun-tahun sebelumnya mana pernah membaca buku sampai habis. Sederhana bukan?

Mungkin hanya capaian kecil dalam hidup kita. Namun sesungguhnya itu adalah bentuk kita mencintai diri sendiri. Hatimu juga perlu dipuji oleh dirimu sendiri.

Terakhir, sebagai gambaran dan bahan pertimbangan merencanakan target-target di masa depan. Dengan kita melakukan refleksi kemudian mengevaluasi apa yang terjadi selama setahun. Maka kita bisa menemukan apa kurang dan lebihnya. Sehingga, di tahun depan jauh lebih sesuai dengan kondisi dan kemampuan kita.
Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Kebahagiaanmu tidak ditentukan atas penilaian orang lain. Melainkan hatimu sendiri.

Langkah Sederhana Saat Refleksi Diri

Bagaimana Sobat Hamim, maaf ya penjelasannya panjang kayak rel kereta hehhe. Namun, semoga bermanfaat ya. Jika masih bingung maka yuks nih aku punya tips sederhana dan praktis buat bisa dilakukan.

Langkah refleksi diri

1. Siapkan kertas dan alat tulis. Jika ada buku khusus untuk refleksi ini lebih baik.

2. Jika kamu belum punya target sebelumnya mungkin setidaknya kamu coba tuliskan apa yang sudah kamu lakukan.

Jika sebelumnya kamu sudah punya targetan di tahun 1442 . Maka, cukup membuka lagi catatan tersebut lalu centang yang bisa berhasil atau tidak.

3. Mulailah evaluasi dari start from the end. Jadi, cobalah dari hal-hal besar yang ingin dicapai lalu evaluasi rangkaian kecil yang mengikutinya. Sembari nostalgia bukan?

4. Mulailah melakukan evaluasi, buatlah catatan kecil di setiap pencapaian. Singkat atau detil sesuai kebutuhan teman-teman.

5. Buatlah reward atas pencapaian kita meski tidak berhasil 100%. Sebagai bentuk menghargai hasil sudah kita capai.

6. Fokus pada proses jangan terlalu menuntut diri mencapai hasil yang maksimal sebab perlu kita sadari sepanjang menuju tentu banyak tantangan tak terduga yang mungkin kita lewati.

7. Jika memungkinkan, lakukanlah evaluasi dari sudut pandang orang terdekat. Misal pasangan, orang tua, saudara, atau sahabat. Jika kamu merasa sungkan bisa dengan cara main game "ask" di IG. Tampaknya lebih mudah dan having fun.

Ini sekedar tips sederhana dari aku. Untuk melakukan evaluasi di akhir tahun 1442 H. Jika teman-teman ada ide lain boleh kok. Sebab bagaimanapun kita sendiri yang tahu tentang apa yang kita butuh dan rasakan.

Kadang kita butuh waktu yang tepat menciptakan momen. Maka refleksi akhir tahun 1442 H sebagai momentum evaluasi diri bisa kita lakukan bersama yuks!
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

39 komentar

  1. Dari sini akujadi belajar dan tahu kenapa awal bulan tahun hijriah itu bukan dimulai dari bulan Rabi'ul awal.. Justru mulainya bulan Muharram. Awal bulan Muharram emang saat yang tepat berbenah diri, agar 12 bulan kedepan menjadi lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah iya mbak.akupun bikin resolusi dan targetan mulai tahun lalu 1442 H

      Hapus
  2. Momen pergantian tahun kemarin sudah corat-coret apa saja sih yang masih belum maksimal. Hmm, refleksi diri (kapan pun sih, tak hanya di momen tahun baru saja sebenarnya) sangat penting untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan dan menyusun strategi baru untuk mewujudkan target-target selanjutnya. Nice reminder, Kak Hamim

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak.. itulah aku bilang ini untuk orang yang kadang untuk bergerak atau berubah butuh momen.

      Yup mgkin ini waktu yang tepat

      Hapus
  3. Yes, hijrah in new year. Tentunya harus ada introspeksi tentang hijrah di tahun sebelumnya.

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat kak, saya biasanya melewati tahun baru biasa saja.. namun ternyata memang bagus menjadi momentum buat kita merenungi pencapaian ataupun hal2 yg telah kita lalui ya kak. terkhusus tahun baru islam ikali ini banya sekali yang bisa kita ambil pelajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allahbetul kak. Pandemi membuat orang jadi harus berpikir tentang betapa Allah masih memberi kita kesempatan menjadi pribadi lebih baik semasa hidup

      Hapus
  5. Walau sebenarnya yang diajarkan oleh orangtuaku adalah nggak ada ibadah khusus dalam menyambut tahun baru hijriyah, namun awal tahun ini jadi penentu banyak target.

    Senang deh mampir ke tulisan Kak Hamim. Jadi banyak belajar tentang mengapa bulan Muharram jadi bulan pertama di tahun Hijriyah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah barokalloh kakak.ini ditulis sebagai pengingat diri sebenarnya tapi sayang kali jika tidak dijadikan sarana berbagi juga

      Hapus
  6. MasyaAllah alhamdulillah udah sampai di pertengahan tahun, kayaknya memang harus refleksi diri nih ya mbak, karena rasanya banyak perasaan yang dilalui. Semoga ke depannya makin baik untuk siapapun dan di mana pun, aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin. Tahun masehi masuk pertengahan tahun. Tahun baru hijriah baru dimulai. Bismillah

      Hapus
  7. Such a reminder buatku yang belum bikin refleksi tahun baru :') aku jadi termotivasi buat bikin nih. Menurutkupun penting bikin ini sebagai evaluasi tahun kemarin dan motivasi tahun yang baru. Semoga lebih baik dan lancar untuk segala hal aamiin bismillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin ya Robbal'alami. Semangat Mbak Wid...duh berasa dekat sama mbak wid nih kenapa yaaa. Kalo kita ketemu kayake bakal rame haha

      Hapus
  8. Aku belum pernah bikin evaluasi tahunan dan target tahun selanjutnya, baik itu tahun baru Masehi atau hijriah. Membaca ini jadi merasa pentingnya refleksi diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah alhamdulillah.

      Semoga ada manfaat tiap coretan dalam blog ini y mbak..

      Hapus
  9. Kenapa ya aku kalau bikin target tahunan selalu melanjutkan tahun sebelumnya hehe. Tapi aku setuju sih soal refleksi... biar jadi bahan instropeksi diri juga, udah ngapain aja setahun ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe,, apa semuanya target bersambung mbak? iya mbak ini aku tulis sebagai sarana untuk. mengingatkan aku sendiri biar aku juga intropeksi diri. semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik di tahun2 selanjutnya.aamiin

      Hapus
  10. Beberapa tahun ini aku mulai bablas aja yang namanya target dan pencapaian tiap tahun. Ngga sadar koq umur sudah segini, anak-anak mulai besar. Hmmm... Saatnya berbenah diri.
    Makasih atas tulisannya mbak, bikin pencerahan buat aku 🥰🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini ini betul mbak...aku pun begitu. Jadi ini sarana mengumpulkan kepingan2 kepingan itu pandemi banyak pembelajaran mbak

      Hapus
  11. Tengkyuu mba, aku suka baca soal pengembangan diri gini. Sejujurnya nyatat hal2 tentang pencapaian dan evaluasi tuh aku cuma rajin di awal aja. terus lebih kesini lebih jarang lagi nyatat hal2 begitu hikss. emang paling berat konsisten ituu

    BalasHapus
  12. banyak yang masih harus dibenahi nih dalam hidup, semoga tahun berikutnya kita bisa jadi pribadi yang lebih baik ya, Mbak, aamiin..

    BalasHapus
  13. Thanks bangetba bikin aku pengen bikin juga selama ini nggak pernah bikin. Jadi bahan intropeksi kalo kita refleksi ya mba

    BalasHapus
  14. Selama ini ngalir aja sih klo tahun baru. Paling hanya refleksi diri dan evaluasi mana yg kurang mana yg harus dipertahankan. Targetnya langsung pake jangka pendek jangka panjang gitu kak. Misal umur segini targetnya ntar gini. Jd lebih ke umur gitu. Eh gimana sih haha

    BalasHapus
  15. Saya suka sekali dengan kiat-kiat untuk melakukan instropeksi . Penting banget instropeksi agar kita punya tujuan hidup dan evaluasi apakah tercapai atau tidak. Tidak sekedar mengalir saja.

    BalasHapus
  16. Sayang karena liburnya digeser, jadi pas hari H nggak bisa bikin catatan kecil, hehe.

    Bicara refleksi menurut saya penting sekali, untuk mengukur sejauh mana diri ini berjalan, apa saja yang sudah dilakukan, dan terpenting memang sebagai wujud kita bersyukur kepada Tuhan.

    BalasHapus
  17. Masya Allah sudah berganti tahun lagi ya mbak gak terasa. Penting ternyata untuk selalu refleksi diri biar kita makin bersyukur dengan apa yang sduah diberikan Allah :)

    BalasHapus
  18. Makasih remindernyaa..
    Momen akhir tahun kemaren memang menjadi refleksi diri, waktu berasa cepet banget berlalu, berasa ngedip seminggu tuuh.
    Alhamdulillah masih bisa bertahan sampe saat ini, sellau bersyukur dengan apa yang aku dapatkan, baik dan buruknya diterima.
    semoga kita menjadi manusia yang lebih baik dan doa seluruh umat semoga pandemi cepet berlalu.

    BalasHapus
  19. Saya mulai mengenal 1 Muharram haruslah menjadi tonggak (dan bukan 1 januari) ketika guru-guru PAUD tempat anak-anak saya sekolah merayakannya.

    sehingga sering heran melihat banyak orang tergelincir ikut ikutan merayakan tahun baru 1 Januari pakai kembang api dan makan makan

    BalasHapus
  20. Iya 1 Muharram seharusnya yang betul betul jadi ajang kita bertafakur tapi pemahaman dan girah umat Islam terhadap agamanya masih sangat kecil.

    BalasHapus
  21. Setuju 1 Muharam sebagai ajang membuka lembaran baru ya dan lebih mawas diri supaya kedepannya lebih baik

    BalasHapus
  22. Memasuki Tahun Baru Hijriyah kemare, keluarga Kami melakukan ibadah khusus, selain untuk merefleksikan diri, juga sebagai awal baru supaya setahun ke depan makin baik lagi

    BalasHapus
  23. Bener banget sering sekali kita melewati tahun dan berganti tetapi tanpa adanya evaluasi yang berarti. Semoga momentum tahun baru Hijriyah ini membuat kita lebih bisa mengevaluasi diri ke depan.

    BalasHapus
  24. Kalau udah mengenal filosofi tahun hijriah, maka bisa memahami hal apa saja yang terjadi pada setiap bulannya. Terutama refleksi saat awal maupun akhir tahun

    BalasHapus
  25. Tapi saya sempat bingung kemarin, di kalender tahun hijriyahnya beda dg yg ada di aplikasi2 tanggalan islam.

    BalasHapus
  26. Iya bener mba, itu yang aku rasakan kemarin, melakukan evaluasi diri, dan banyakin istighfar mba. Semoga 1443 H makin lebih baik. Amin

    BalasHapus
  27. reminder banget nih mba hamim, soalnya udah terbiasa bikin resolusi di tahun syamsiah, padahal lebih utama di bulan Muharam ini yaa

    BalasHapus
  28. Bener banget mbak, kalau kita itu perlu untuk selalu refleksi. Biasanya aku refleksi gak selalu di awal tahun baru, tapi bisa juga per minggu. Refleksi terhadap kinerja dan juga perkembangan karakter diri. Kadang karena terlalu lama pada suatu keadaan, karakter juga bisa berubah. Refleksi juga membantu terhindar dari kesalahan yang sama

    BalasHapus
  29. Saya juga ngerasa waktu cepat banget berlalu dan merasa belum banyak yang dilakukan. Makasih ya, Teh sharingnya saya jadi ikutan refleksi diri juga :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular