Konten [Tampil]
“Aku mau ke Bali bareng suami dan anak-anak liburan akhir tahun nanti.”
“Kapan ke Bali lagi?”
Demikianlah beberapa gambaran percakapan orang-orang yang telah merencanakan liburan mereka ke Bali untuk pertama maupun kesekian kalinya. Ada yang menjadikan Bali sebagai tujuan bulan madu, liburan keluarga, solo traveller, bahkan pernikahan para artis tak jarang diselenggarakan di Bali.
Yups!
Pulau Dewata yang berukuran 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memang memiliki daya tarik luar biasa. Selain keindahan alam dan budaya di Bali, atmosfer “slow-living” di pulau ini menjadi magnet bagi para wisatawan domestik maupun asing untuk menikmati waktu santai setelah menjalani rutinitas padat mereka. Tak heran jika Bali masih menjadi destinasi wisata paling di cari.
Data statistik dari Badan Pusat Statistik memaparkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan nasional di Bali melonjak hingga 114,615%. Dampak dari hal tersebut, di tiga tahun terakhir mulai banyak investor yang mulai melirik Bali sebagai tempat untuk melebarkan sayap bisnisnya.
Ironisnya, gambaran manis ini terancam berbuah pahit bagi pengusaha lokal khususnya penyedia jasa lokal. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Yuks kita bahas dan mengambil peran. Bagaimana langkah menjadi wisatawan bijak untuk mendukung penyedia jasa lokal. Ehm, traveller wajib tahu nih Sobat Hamim!
Gambaran Manis dan Ancaman Praktik Monopoli Pasar di Sektor Wisata
Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi di Bali pasca pandemi pada tahun 2023 meningkat hingga 5,71% secara tahunan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,05% di tahun yang sama. Angka ini menjadi sebuah kabar gembira untuk para pebisnis di Bali khususnya di sektor pariwisata.
Di momen akhir tahun maupun liburan, para pebisnis akan menyiapkan berbagai kebutuhan seperti melakukan renovasi, dekorasi, dan lain sebagainya untuk bisa menarik para wisatawan. Persiapan ini tentu membutuhkan dana yang besar, namun para pebisnis bersemangat untuk menghidupkan suasana liburan dan panen hasil jerih payah mereka.
Ironisnya, fakta di lapangan menyuguhkan kenyataan yang tak sesuai harapan. Pelaku bisnis lokal terancam adanya praktik monopoli pasar di Bali. Penyedia jasa wisata atau atraksi wisata lokal menghadapi kenyataan bahwa pemesanan tiket mereka yang paling banyak terjual justru melalui platform Online Travel Agent (OTA) dari luar negeri atau negara asing yang saat ini sedang ‘naik daun’. Situasi ini merupakan awal mula bencana bagi para penyedia jasa wisata lokal.
Penawaran harga murah ketika liburan ke Bali tidak selalu menggembirakan khususnya bagi penyedia jasa lokal di Bali. Tidak semua platform pemesanan perjalanan menguntungkan penyedia jasa. Kok bisa? Yuks kita lanjut ulasanya.
Waspadai Penawaran Harga Murah Ketika Travelling
Hal ini dialami oleh pebisnis lokal khususnya penyedia jasa wisata lokal. Kehadiran OTA dengan penawaran harga murah memberi kabar menyenangkan bagi konsumen namun menyesakkan bagi penyedia jasa wisata lokal. Penawaran harga yang sangat murah oleh platform OTA berpotensi merusak pasar.
Lebih parahnya lagi, kondisi ini akan menciptakan praktik monopoli pasar di sektor wisata. Yang mana wisatawan selaku konsumen mendapatkan penawaran yang sangat murah. Mirisnya, harga murah ini tidak sebanding dengan biaya yang ditanggung pelaku bisnis lokal. Ditambah lagi besarnya potongan dari platform OTA sehingga margin keuntungan yang diperoleh pebisnis ini tak sepadan dengan harga untuk melakukan perawatan properti atau mengembalikan modal mereka.
Oleh karena itu, para traveller atau siapapun yang akan merencanakan liburan ke Bali bisa menjadi wisatawan bijak ya. Nah, Sobat Hamim berikut langkah wisatawan bijak untuk mendukung penyedia jasa lokal.
Langkah Menjadi Wisatawan Bijak untuk Mendukung Penyedia Jasa Lokal
Yups!Lantas apa yang bisa kita lakukan dalam upaya mengatasi ancaman praktik monopoli pasar di sektor wisata Bali ini? Ada hal yang bisa kita lakukan sesuai peran kita ya Sobat Hamim. Kita bisa melakukan beberapa langkah strategis sebagai seorang konsumen dengan menjadi konsumen bijak. Langkah sederhana ini bisa kita lakukan dengan lebih cermat dan cerdas untuk memilih produk atau jasa yang akan kita gunakan ketika melakukan wisata.
Caranya adalah mari kita sebagai konsumen untuk turut serta mendukung untuk menghidupkan wisata lokal khususnya di wilayah Bali dengan cara memilih platform OTA berbasis lokal. Dengan memilih OTA lokal maka kita mendukung untuk memperkecil kemungkinan monopoli pasar yang dilakukan oleh OTA negara asing.
Perlu Sobat Hamim ketahui, pasalnya disinyalir ada banyak kasus kecurangan yang dilakukan oleh OTA asing terhadap penyedia jasa wisata lokal di Bali selain menjual harga tiket dengan harga sangat murah. Yaitu OTA asing ini pun berani menggunakan aset dokumentasi elektronik milik penyedia jasa wisata tanpa izin dan dipasang sebagai iklan di OTA mereka tanpa adanya kerjasama dengan secara langsung pada pihak penyedia jasa.
Hal ini tentu akan memberi dampak buruk bagi masyarakat sekitar yang menjadikan usaha penyedia jasa lokal sebagai sumber mata pencaharian. Oleh karena yuks kita mulai dari diri kita untuk mengambil bagian memberantas praktik kecurangan ini. Mari kita terapkan empat langkah strategi menjadi wisatawan bijak untuk mendukung penyedia jasa wisata lokal khususnya di Bali.
Empat Langkah Strategi Menjadi Wisatawan Bijak
Perlu Sobat Hamim ketahui bahwa peran kecil jika dilakukan secara bersama akan memberi dampak besar. Berikut adalah langkah sederhana namun strategis yang bisa kita lakukan sebagai konsumen wisata ketika melakukan transaksi pembelian tiket perjalanan melalui OTA.Pertama, pilih OTA yang berasal dari Indonesia sebagai prioritas
Alasan menjadikan OTA lokal sebagai prioritas pilihan para traveller ini akan menjadi daya dukung menumbuhkan perekonomian perputaran ekonomi yang ada di Indonesia khususnya di sektor pariwisata. Selain itu, langkah ini akan memperkecil adanya praktik monopoli pasar dari OTA asing.
Kedua, pastikan memilih Destinasi Mitra Lokal
Bagai rantai makanan yang saling terhubung, pemilihan OTA ini juga berpengaruh pada pilihan kebutuhan wisata yang lain seperti seperti hotel, penginapan tradisional, atau operator tur. Maka, sebaiknya para konsumen wisata memilih platform OTA yang berkoneksi luas yang langsung terhubung dengan pihak penyedia jasa wisata lokal.
Ketiga, pastikan Legalitas dan Keamanan terjamin
Poin penting ya Sobat Hamim yakni memastikan legalitas dan keamanan yang terjamin membuat pengalaman wisata kita lebih aman, tenang, dan nyaman. Jadi, pastikan untuk melakukan pengecekan terkait izin operasional resmi dan sistem pembayaran yang aman dari platform OTA yang kita pilih. Coba cek dari situs cek situs atau aplikasi tersebut memiliki sertifikasi keamanan seperti SSL (Secure Socket Layer).
Keempat, pilih metode pembayaran yang variatif
Di era saat ini, kita dihadapkan pada banyak moda pembayaran yang beragam. Selain itu, trend cashless pasca pandemi juga semakin marak. Amannya, pilih platform OTA yang memiliki berbagai metode pembayaran seperti transfer bank, e-wallet, kartu kredit atau cash on delivery. Belajar dari pengalaman pribadiku melakukan perjalanan wisata itu cukup repot jika hanya bergantung pada satu metode pembayaran misal harus cash. Tak ada ATM di sekitar area tersebut, uang di dompet menipis, alhasil kita tidak bisa menikmati liburan dengan nyaman dan menyenangkan karena tidak pegang uang cash.
Yups, itulah langkah strategis yang bisa kita lakukan ya Sobat Hamim sebagai konsumen bahwa solo traveller, liburan bareng keluarga, maupun kebutuhan lain dengan tujuan ke daerah-daerah wisata.
Peran Kecil untuk Langkah Besar Bagi Destinasi Wisata di Indonesia di Masa depan
"Ini bukan hal yang besar, tetapi kita terkadang membuat hal-hal besar dari hal-hal kecil." - Robert DuvallQuote bijak di atas rasanya mewakili apa yang aku paparkan di artikel kali ini ya Sobat Hamim. Meskipun tampak kecil dan sederhana namun peran kecil sesuai kemampuan kita sangat bisa berdampak besar di masa mendatang. Dalam hal ini adalah sebagai konsumen bijak saat melakukan wisata seperti cermat dan cerdas dalam memilih platform OTA yang sesuai kebutuhan. Pemilihan platform OTA lokal menunjukkan dukungan kita terhadap #karyaLOkal.
Jangan terlalu tergiur dengan harga murah yang ditawarkan oleh OTA asing, sehingga memberi resiko jangka panjang yang buruk bagi perekonomian warga lokal sebagaimana penjelasanku di atas. Apalagi jika hal tersebut dibarengi dengan tindakan yang merugikan pebisnis lokal secara langsung. Pemikiran semacam ini akan senantiasa terbangun jika kita senantiasa mengedukasi diri ya Sobat Hamim.
Oleh karena itu, senantiasa tingkatan literasi kita dalam hal apapun termasuk sebagai wisatawan domestik yang cerdas dan bijak. Selamat berwisata! #saveKaryaLOKal #KaryaLOKal #tolakOTAasing
#monopoliOTA #wisatalokalbersuara
Trims banget tuk infonya, Mbak. Dapet harga murah itu emang menggiurkan sih ya.
BalasHapusTapi mengingat bahaya yang mengintai, mending yang sesuai standar umum aja.
Bali adalah salah satu surga wisata di negeri ini. Siapa yang tak mengenal Bali hingga seantero dunia. Mudah-mudahan diberi rejeki untuk menjamah wisata bali
BalasHapusWah, kalau terus dibiarkan monopoli OTA asing ini, bisa akan mematikan OTA lokal Bali. Padahal yang seharusnya lebih menggerakkan wisata Bali dan menikmati hasilnya ya warga lokal Bali, termasuk UMKM-nya. Terus harus ditindak tegas ya, penggunaan media promo tanpa izin. sungguh merugikan ya.
BalasHapusSebagai lulusan prodi Pariwisata, pernah sekian tahun bekerja di industrinya dan kini jadi penikmat traveling, saya setuju untuk memilih platform OTA lokal sebagai bentuk dukungan kita terhadap #karyaLOkal. Semoga ada solusi terbaik untuk hal ini
BalasHapusSiapa sih yang ga suka diskon gede, tapi kalau ternyata diskon itu hanya salah satu cara untuk menekan penyedia wisata lokal, sepertinya ga dulu deh
BalasHapusKasihan mereka apalagi yang baru merangkak menjalani usahanya, dukung penyedia jasa wisata lokal aja deh, memakmurkan teman sendiri, kalau bukan kita siapa lagi yang akan support
Bener mbaaa kadang suka miris karena ternyata yang menguasai faktor wisata kuliner dan perhotelan di bali ternyata orang asing..bukankah seharusnya bangsa kita sendiri yang lebih berhak untuk mengembangkan wisata tp entah bagaimana malah warga asing mendapatkan ijin tersebut...
BalasHapusTapi untungnya selama ini saya masih nyaman menggunakan OTA karya anak negeri karena memang tidak kalah bersaing dengan platform luar
Ini tips travel paling keren yg pernah aku baca. Informatif dan edukatif. Like it a lot
BalasHapussemestinya memang kita memilih ota lokal ya untuk berwisata di dalam negeri ini yang pastinya lebih menguntungkan buat pendapatan negara
BalasHapusSetuju, nih. Jangan sampai tujuannya bersenang-senang, malah jadinya sedih karena kena tipu. Harus bijak memilih sebelum berlibur
BalasHapusPenting bagi wisatawan untuk bijak dan mendukung penyedia jasa lokal di Bali. Dengan begitu, kita turut berkontribusi pada ekonomi masyarakat setempat dan menjaga keberlangsungan pariwisata yang adil.
BalasHapusKehadiran Online Travel Agent mau jujur sih menguntungkan bagi konsumen, tapi kasihan juga penyediaan layanan lokal, pastinya tarif mereka terganggu, lalu penghasilan juga terdampak, semoga ada penyelesaian yang bijak.. Bali emang wisata favorit..(Padil/
BalasHapusBetul mbak memang penting banget memilih Ota lokal, yang terjamin legalitasnya agar liburan jadi lebih tenang juga kan ya
BalasHapusWah wilayah bisnis pariwisata Indonesia saja sudah digeser pihak asing ya, curang lagi caranya. Mesti bijak nih untuk pilih pilih jasa. Terima kasih infonya mba,
BalasHapusWah wilayah bisnis pariwisata Indonesia saja sudah digeser pihak asing ya, curang lagi caranya. Mesti bijak nih untuk pilih pilih jasa. Terima kasih infonya mba,
BalasHapusSaya juga yg termasuk sering membandingkan antara Ota satu denyota lain. Kalau ada harga yg ngasih miring banget kan jadi curiga
BalasHapusSemoga saja setelah ini semuanya berjalan baik dan tertib lagi ya
Bali itu salah satu aset negara kita jadi harus dipulihkan kenyamanannya
yup, sebagai wisatawan lokal harus cerdas dan cermat. pilih OTA lokal aja agar penyedia jasa wisata lokal juga dapat berkembang, tidak hanya daerah wisatanya yang berkembang
BalasHapusAh iya, benar sekali
BalasHapusKita sebagai orang lokal ya kudu support sektor lokal
Biar perekonomian lokal terus berputar ya mbak
setuju...sebagai konsumen kita harus ramah terhadap penyedia Platform OTA lokal. Jangan sampai mereka kalah bersaing dengan OTA asing. Kalau bukan kita yang mendukung mereka, siapa lagi coba?
BalasHapusAku nggak nyangka lo, ternyata di balik kemudahan yang kita rasakan ada pihak-pihak yang terzhalimi. Sedih yaa.. semoga segera ada jalan tengah agar tidak ada pihak yang dirugikan nantinya.
BalasHapusSerem yaa.. melihat persaingan masa kini.
BalasHapusSemua bisa ikutan "jualan" apa yang ada di Bali, terutama. Tempat wisata yang paling digemari seluruh dunia.
Tapi, ka.. gimana cara memilih OTA Lokal?
Pas dateng ke Bali-nya langsung kah?
Menghidupkan karya lokal ini penting sekali.
Setuju banget nih. Kita harus memilih OTA yang benar-benar terpercaya baik itu dali legalitas dan juga testimoni dari pelanggan. Karena saat ini banyak sekali OTA yang bisa diakses oleh masyarakat
BalasHapus