=Hamimeha

Mengenal Sibling Rivalry atau Pertengkaran antar Saudara

23 komentar
Konten [Tampil]
Mengenal Sibling rivalry
Mengenal sibling rivalry (pertengkaran antar saudara)



"Kakakkkkkkkkk," teriakanku agaknya memekakkan telinganya.

"Adik kamu apain?" tanyaku pada bocah tiga tahun itu.  Reaksinya yang awalnya kaget berubah jadi sedih.  Alhasil, dia menangis donk!



Atau kejadian-kejadian yang membuat gemas. Mulai dari caranya si anak sulung gelendot lebih dari biasanya, melakukan hal-hal yang membuat ayah bunda gemes gak karuan, suka jahilin adik dan lain sebagainya yang serupa. 


Tetiba meluncurlah kalimat, 

"Emang Bunda gak sayang aku?" 


Yup!

Tahu gak hal itu namanya apa?


Ya!  Sibling rivalry! Apaan sih? 


  1. Apa itu Sibling Rivalry

Menurut istilah , Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. 


Panjang kali ya! 


Sederhananya, sibling rivalry adalah pertengkaran antar saudara karena suatu sebab. Nah, sebabnya ini biasanya hal-hal sepele menurut kacamata orang dewasa. 


Tapi tidak buat anak-anak yang sedang belajar mengenal emosi dan sangat egosentris ya. 



  1. Kapan Sibling Rivalry ini terjadi? 


Sejatinya sibling rivalry ini bisa terjadi pada siapapun. Baik sebagai adik maupun kakak. Nah, biasanya mulai muncul sibling rivalry itu sejak hadirnya anggota baru dalam keluarga. Jadi, sangat bisa terjadi pada seorang anak yang baru saja menjadi kakak. Dan akan berlarut seiring bertambah usia mereka. 


Apakah sibling rivalry selalu berdampak buruk? 


Jawabannya "Tidak Selalu". 


Ada dampak positif yang juga dihadirkan dengan sibling rivalry antar saudara. Salah satunya adalah mengenal emosi diri dan manajemen konflik. 


Tentang sibling rivalry
Tentang sibling rivalry

Sayangnya, sering kali sibling rivalry lebih banyak disorot sebagai hal buruk dan jangan sampai terjadi. 


Memang perlu diwaspadai jika sibling rivalry ini tidak tertangani dan semakin bertambah parah. Karena bisa mempengaruhi kepribadian atau bahkan trauma bagi diri anak itu sendiri. 



  1. Faktor Pemicu Sibling Rivalry


Nah kita perlu tahu nih, apa saja pemicu terjadinya sibling rivalry. 


Yuks simak!


Dari beberapa referensi yang aku baca, ada 2 kategori faktor pemicu sibling rivalry atau pertengkarana ntar saudara; 


1. Faktor Internal 


Faktor yang berasal dari diri si anak. Antara lain  menurut dr Ratih, Psikologi anak Klinik Terpadu Indonesia, perasaan cemburu yang hadir karena bersaudara banyak, evolving need, individual temperamen dan special needs ( anak berkebutuhan khusus). 


Pasalnya, sibling rivalry mulai muncul saat ada anggota baru dalam keluarga. Misal hadirnya seorang adik. Sehingga muncul rasa cemburu, kurang diperhatikan, terancam. 


Evolving needs adalah perubahan kebutuhan pada anak-anak. Yang mana mereka dalam kondisi menguatkan identitas mereka kepada saudara maupun orang tuanya. 


Bermain bersama
Sibling goals

Misal, aku lho yang lebih kuat, lebih tua, lebih besar, dll. 


Individual temperamen, suasana hati dan kemampuan beradaptasi. Dalam hal ini berkaitan dengan karakter anak. Adanya dua anak saling berinteraksi dan keduanya memiliki perbedaan karakter. Maka bisa menimbulkan konflik sehingga tercetus pertengkaran. 


Terakhir, anak dengan kebutuhan khusus. Nah, ini lebih kepada bagaimana sikap orang di sekitar merasa lebih mendapat perhatian khusus atau berbeda dari yang lainnya. Sehingga menimbulkan perasaan merasa aman bagi yang diperhatikan lebih atau sebaliknya. 


2 Faktor Eksternal


Adanya role model yang ditiru oleh anak-anak saat menghadapi konflik. Dalam hal ini adalah orang dewasa di sekitar kita. 

Misal, orang dewasa menyikapi konflik dengan marah  banting pintu, teriak, dll. Maka hal ini akan ditiru oleh anak saat menghadapi konflik bahkan dengan saudaranya. 


Masih berkaitan dengan  special needs, sikap ortu yang tidak sama dan tanpa pemberian pemahaman kepada antar anak. Akan menumbuhkan konflik sehingga memicu sibling rivalry. 


Nah jadi itulah sedikit ulasan tentang sibling rivalry ya. 


Mau tau cara ampuh atas sibling rivalry

Tunggu postingan berikutnya ya 😁 kita lanjut ke dampaknya.


  1. Dampak Sibling Rivalry yang ditangani tidak tepat


Ada benarnya, beberapa hal dampak sibling rivalry yang tidak tertangani secara tepat adalah : 


1.  Gangguan kepribadiannya. Misal, kurang percaya diri, tidak dapat mengatasi emosinya, dll. 


2. Mengalami hubungan interaksi yang kurang baik antar anggota keluarga, baik dengan saudara kandung maupun orang tua mereka. 


3. Mengalami gangguan interaksi dengan lingkungan luar. Misal, sering bertengkar dengan teman, kurang bisa menyesuaikan diri dan lain-lain. 


Nah, jadi itu beberapa dampak negatifnya jika sibling rivalry tidak tertangani dengan baik. Selain sisi negatif, sisi positif dari sibling rivalry juga ada kok. 


Dampak positif dari sibling rivalry yang biasa kita lihat wajar yakni pertengkaran antar saudara adalah:


1. Mengajarkan anak untuk menyelesaikan konflik.


2. Mengajarkan anak tangguh dengan menghadapi berbagai situasi yang berbeda dengan karakternya


3. Belajar mempertahankan kepemilikannya masuk juga dalam ranah tanggung jawab 


4. Belajar berinteraksi sosial


Jadi, tak selalu pertengkaran antar saudara (sibling rivalry) ini buruk ya. Akan tetapi dampak positifnya pun ada. Dengan catatan kita sebagai orang tua dan lingkungan sekitar menciptakan iklim yang positif juga. Bagaimanakah itu? Akan kita ulas di artikel selanjutnya ya. Insya Allah

Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

23 komentar

  1. Semua ada hikmahnya ya bund, semoga ananda senantiasa sehat dan rukun hingga dewasa nanti hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat punya anak kedua ya hehehe.. iya kadang merasa gak siap. Ternyata setelah tahu ilmunya jadi mengerti alhamdulilah

      Hapus
  2. Lucu mba anaknya. MasyaAllah.
    Bener tuh, kalau terlalu dekat sering bertikai .kalay jauh kangen-kangenan. Kemarin juga saya sempat sedih kakak nikah duluan .hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hwaaa itu adikku banget. Kami berdua beda kurang lebih 2tahun. Dia emang paling nempel ma aku meski katanya aku galak hahah.. kalau deket sampai skrg aku masih suka brtikai ma dia hehr. Kalau jauhan sok sok kangen haha

      Hapus
  3. ini aku sedang struggling dengan ini bun, si kakak emang iseng dan maunya menang sendiri. kl dia sudah marah, dia akan bilang "aku ngga mau lagi main sama ade, ngga mau ngomong lagi" dll. tar 30 menit kemudian udah lupa wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahiya anakku juga fase itu. Insya Allah postingan selanjutnya aku bikin cara mengatasi sibling rivalry. Alhamdulillah sudah ada tinggal ditapiin dikit . Smga bermanfaat

      Hapus
  4. Baru tahu istilah ini, saya dulu waktu kecil juga pernah mengalami situasi seperti itu, iri sama kakak saya atau sebaliknya kakak saya yang iri sama saya kalo ibuk perhatiannya sebelah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak namanya sibling rivalry perasaan cemburu akan kehadiran anggota baru dalam keluarga khususnya adik baru.

      Makanya ada istilah sibling goals

      Hapus
  5. Ternyata bisa terjadi pada siapa aja ya, nggak terbatas pas usia berapanya. Soalnya ponakan daku lagi masa-masa itu juga sepertinya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes. Sebenarnya seiring bertmabh usia makin berkurang sih tapi kalau di nasa dininya dia tidak ditangani dg tepat bisa berkelanjutan

      Hapus
  6. Aku jadi ikut belajar nih tentang siblings rivalry. Walau si kecil belum punya adik tapi belajar dari pengalamanku pribadi, sebagai kakak nggak enak juga kalau dibanding-bandingkan terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes. Thats poin nya salah satu pemicunya membandingkan dari pihan ortu ke salah satu anak

      Hapus
  7. lucunya, saat dewasa aku malah kangen dg pertengkaran2 kecil antar saudara ini..hehe.. ada kalanya pemicu pertengkaran itu cari perhatian ya..hehe

    BalasHapus
  8. Sebagai anak tunggal, akupun juga sempat mengalami siblings rivalry tapi dengan sepupuku Kak. Capek banget sejak kecil kalau lagi pulang kampung selalu aja dibandingin nilai rapot dan prestasinya. Tapi saat dewasa dan udah sadar bahwa pencapaian orang berbeda-beda, aku lebih chill dalam nanggepin dan nggak ngambek lagi. Ambisiku beda sama mereka soalnya :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha good. Tampaknya "sing waras ngalah" gitu kata orang jawa. Akan keliatan kok sapa yang lebih dewasa dalam berpikir

      Hapus
  9. Begitu juga aku pernah rasain waktu masa kecil kak, ditambah posisiku sebagai anak bungsu wah sering banget terjadi sibling rivalry, hehehe benar banget pertengkaran begini tak selalu buruk ya kak asalkan ortu tetap kontrol penjagaannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup betul jadi tetap ada positifnya dengan catatan yg pegang kendali emang reaksinortu

      Hapus
  10. sebenarnya ini terjadi juga sama ponakan aku, jadi harus di bagi rata, semoga kelak bisa berkurang rival siblingnya...

    BalasHapus
  11. Anakku tiga mba. Masyaallah tiada hari tanpa berantem. Wkkkka. Tapi kalau kami tanya mau dipisah apa ya? Yg satu di Jogja yg 1 di Depok, jelas mereka ga mau lah. Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hwkakakkaa anak anak itu bertengkar damai bertengkar damai lagi hehhe

      Hapus
  12. Menguras ennergi banget urusan satu ini ya? Sabar iya tapi sering keceplosan lupa kl sabar :)
    Semangat yuk perbaiki terus. Bismillah

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular