=Hamimeha

Tips Menemukan Passion, Pilih Masak atau Menulis?

37 komentar
Konten [Tampil]
Tips menemukan passion
Hai Sobat Hamim!
Ada yang masih bingungkah di usia sekarang memutuskan hobi, minat, bakat, atau bahkan passionnya apa?

Jangan sedih, aku pun kadang masih bingung kok. Sebab kata orang-orang dekatku, "Hamim tuh serba bisa!". Eits, tapi berbeda dengan tanggapan si pasangan halal. Kata doi, "Kamu tuh serba bisa tapi gak fokus!" Jleb banget kan!

Nah, sejak dikomentari seperti itu akhirnya aku memutuskan untuk menemukan passionku yang pasti. Dengan beberapa tips yang aku lakukan dalam waktu yang gak singkat aku coba pelan-pelan mencari tahu apa passionku sebenarnya

Apakah ketemu? Alhamdulillah, sudah dan aku lebih bahagia ketika menjalaninya. Yuks simak cerita pengalamanku menemukan passion ditulis Tips Menemukan Passion kali ini.

Eh, kok ada pilih masak atau menulis? Hahaha makanya stay tune di sini.

Seputar Passion

Sebenarnya passion ini asal katanya adalah bahasa Inggris. Namun menjadi familiar karena masyarakat kita sudah sering mengucapkannya di kehidupan sehari-hari. Arti kata passion adalah gairah.

Menurut KBBI, gairah artinya keinginan (hasrat,keberanian) yang kuat. Dengan kata lain, seseorang yang sudah menemukan passionnya maka akan sekuat tenaga melakukan hal-hal yang sesuai passionnya. Pasalnya, passion ini membuat seseorang lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu.

Sering kali kita mendapati pertanyaan, "Kalau kamu bekerja nanti, pilih yang sesuai passion atau sedapatnya?" Dan ternyata banyak yang masih ragu untuk bekerja sesuai passionnya. Sebab, pandangan perkara passion ini masih dianggap sekedar kesenangan belaka.

Sehingga tak jarang orang menyematkan kata passion itu sama dengan hobi. Apa benar demikian? Yuk kita ulas!

Apa beda hobi dengan passion

Hobi menurut KBBI adalah sebuah kesenangan istimewa yang dilakukan di waktu senggang. Artinya, hobi ini orientasinya adalah cukup bersenang-senang saja. Berbeda dengan passion, meskipun passion juga mengandung makna hal-hal yang kita sukai sehingga ada keinginan kuat akan hal tersebut.

Namun hobi dan passion adalah dua hal yang berbeda. Dalam buku Career Snippet karya Rene Suhardono, ia menuliskan; Segala hal yang kita suka sehingga tidak terpikir untuk tidak mengerjakannya. Menemukan passion memang tidak seperti dompet yang hilang; mencari passion butuh kejujuran terhadap apa yang kita pikirkan dan rasakan.
"Know what you feels as well as what you think!"
Di buku lain Bang Rene juga menyampaikan, passion tidak ada kaitannya dengan kebiasaan ataupun keahlian kita-namun justru berhubungan dengan segala hal yang menggugah minat pribadi. Apapun itu! Dan tidak sekedar menyebut "kesukaan" belaka.
Passion is

Dengan kata lain, passion ini semacam energi buat kita. Sebagaimana pepatah lama, "Kerjakan hal yang kita sukai maka tidak ada satu haripun kita perlu bekerja"? Bekerja sesuai passion akan menghasilkan energi terbarukan sebagaimana matahari.

Wow, asyik ya!

Seharusnya saat kita mengetahui dan memutuskan apa passion kita maka saat dihadapkan pada banyak pilihan kita tidak bingung untuk memutuskan sesuatu.

Pilihlah yang sesuai dengan passionmu. Kamu menikmati dan bisa jadi bonus jadi rezeki, eh itu aku! Hehehe.

Tips menemukan Passion

Yeay, akhirnya kita sampai di sini ya. Passion is thing that you really really love doing. Your passion is your strength. And your strength is not about what you're good at. It is about what you enjoy the most.

Ketika Sobat Hamim bingung bagaimana menemukan passion kita? Maka jawabannya adalah ada dalam dirimu. It is within you. It is your uniqueness.
Finding (your) passion: Don't try too hard, it's from within
Sebagian orang memang merasa khawatir jika mengikuti passion maka kehidupannya tidak bisa tercukup. Padahal kebanyakan orang sukses bahagia adalah mereka yang menjalani kehidupannya dengan passion sebagai purpose life mereka.

Oke, kita masuk ke langkah apa yang bisa kita ambil untuk menemukan passion dalam diri kita.



Langkah menemukan passion
Pertama, believe in yourself and be courageous!

Artinya, percaya pada dirimu sendiri bahwa kamu tercipta istimewa. Dilahirkan dengan keunikan yang kamu bawa. Yakinilah bahwa kamu memang punya sisi special dalam dirimu.

Kedua, miliki hati yang tulus dalam menemukan passion. 

Sebab passion hadir pada hati-hati yang tulus.
Dengan kata lain, jujurlah kepada dirimu sendiri. Buka ruang mengenal dirimu secara jujur, merasakan,t dan terbuka memahami tentang apapun yang saat kamu kerjakan membuat hatimu lega, lepas, dan gembira.

Fokusmu bukan pada apa yang akan kamu dapat. Bukan pada uang, jabatan, maupun apresiasi orang lain. It's not what you think you will like. It's all about what you feel when you do things.

Poin menemukan passion itu bukan sekadar tentang uang ataupun penilaian orang melainkan orientasinya adalah kamu. Iya, kamu Sobat Hamim!

Ketiga, perluas jangkauanmu.

Artinya adalah bertemu dan bukalah diskusi dengan beragam manusia yang mungkin bisa membantu. Perbanyak baca buku, pelajari bahasa asing yang baru, coba makanan baru, pergi ke tempat baru, miliki kebiasaan baru. Passion itu ada pada diri kita dan apa yang kita rasakan lega. Cobalah semuanya!

Keempat, Don't hold anything back,--jangan nanggung.

Dengan kata lain totalitas lah menemukan passionmu. Kebanyak orang yang bekerja sesuai passionnya juga membutuhkan proses yang panjang. Hingga akhirmya passionnya dijalani sebagaimana profesinya saat ini. Sebut saja Yoris Sebastian seorang pekerja kreatif, enterpreneur, dan CEO sebuah perusahaan kreatif.

Baginya, passion merupakan sesuatu yang kita sangat sukai, sesuatu yang bisa kita lakukan berjam-jam tanpa kita merasa capek. Inilah yang dia kerjakan yaitu melakukan hal-hal kreatif, inventing new meaningful ideas in doing things.

Hingga akhirnya dia terjun di dunia bisnis mendirikan OMG Consulting yang kerjanya negjual ide-ide atau konsep kreatif. Something that I really passionate about and I get paid for it.

Wah, kalau lihat hasil akhirnya kok enak ya Sobat Hamim? Menghasilkan cuan dari apa yang kita suka kerjakan. Jadi kerja yang gak berasa kerja.

Kelima, be enthusiastic and positive.

Poin kelima ini membuka kesadaran kita bahwa menemukan passion dalam diri kita memang tidak singkat. Jika semisal sekarang kamu belum bisa memutuskan apa sebenarnya passionmu. Maka teruslah menggali.

Keenam, nikmati prosesnya. 

Proses ini tidak memiliki finish line. Enjoy the journey itself. It's all about self-discoveries. Sebelum bilang I do only what I have love doing, jangan pernah ragu mencoba banyak hal.

Dan sangat mungkin juga jika passionmu bisa kamu temukan pada pekerjaanmu sekarang atau dengan cara lain.
Kunci menemukan passion dalam dirimu adalah antusiasme.
Jika masih bingung, coba kamu pikirkan apa hal yang membuat kamu antusias ketika melakukannya. Be enthusiastic about your career and life. Worry less, do more!

Meski kamu diminta mencoba banyak hal baru, bukan berarti passion selain tentang hal baru dalam hidup kita. Bisa jadi hal-hal baru yang kita lakukan bukanlah passion kita.

Sebab passion itu dimulai dari pengenalan diri kita. Passion ada dalam diri kita sendiri.

Dududh, aku membaca ini meski sudah berkali-kali merasa perlu terus mengenali diri. Tips di atas aku ambil dari buku Bang Rene yang berjudul Your Job is Not Your Career dan aku tulis ulang dengan bahasaku sendiri. Semoga Sobat Hamim bisa segera menemukan passionnya ya!

Pilih Masak atau Menulis?

Ohho ini pengalaman aku menemukan passion sih. Jadi ceritanya aku lahir dari seorang pedagang makanan. Kedua ortuku perantau dan menjadi pebisnis kuliner di kota kami tinggal saat ini. Bisa dibilang masakan olahan mamak khususnya sudah diakui enak dan memiliki banyak pelanggan setia.

Hal ini memicu aku untuk berpikir bahwa aku sebagai anak kandung mamak tentu punya bakat mengolah masakan juga. Apalagi setelah menjadi istri rasanya urusan dapur ini menjadi salah satu mengharmoniskan keluarga. Katanya, makanan yang kita masak bisa membuat anggota keluarga betah di rumah.

Dengan catatan masakannya enak dan bisa dinikmati seluruh keluarga.

Nah, sayangnya itu tidak terjadi padaku. Sejujurnya, aku sedih sebab kemampuan memasakku sangat standart. Pernah beberapa kali mencoba resep baru, ikut kelas memasak, beli buku resep, intall aplikasi resep, dan lain-lain.

Rupanya itu malah menjadi tekanan mental. Aku tidak menemukan kenyamanan saat memasak. Dan alhasil, aku menyerah dan melakukan memasak suka-suka. Jika dirasa kurang enak dan tidak sepakat dengan menuku. Aku sarankan untuk beli di luar rumah. NO REWEL!

Berbeda saat aku diminta menulis, rasanya tanganku gatal jika sehari saja aku tidak menuliskan sekian kata. Bahkan aku bisa dengan cepat merangkai kata. Berkali-kali aku meminta pendapat orang terdekatku bahwa aku semakin enjoy dengan dunia tulis menulis yang kugeluti sekarang.
Menentukan pilihan

 Ya!

Aku tahu ini proses yang panjang sobat Hamim, bagiku di usia sekarang ini menyadari bahwa hobi nulis ini ternyata adalah passionku membuat perasaanku lega.

Apakah passion boleh lebih dari satu? Jels boleh. Tapi akan ada satu hal yang mendominasi dalam dirimu. Jika ada yang menyertai semisal bakat minatnya menulis tapi dilengkapi dengan membuat design grafis. Maka ini artinya supportyng system yang mendukung passion.

Inilah aku pilih menulis daripada memasak. Seba aku lebih enjoy, lebih lega, dan puas serta nyaman melakukan aktivitas menulis meski setiap hari.

Bagaimana Sobat Hamim? Semoga tips menemukan passion ini bermanfaat ya. Temukan passionmu dan rumuskan tujuan hidupmu!
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

37 komentar

  1. Woaaa Mom, ini materi daging semua aslik, aku setuju semua sama opini di artikel ini *\^^/* dan kayaknya i'm on the right way, merujuk dari yang Mom Hamim tulis :D btw aku baru tahu tentang OMG Consulting, pendirinya cerdas banget liat peluang langsung digaskeun ehe :D
    Yosh tetep semangat Mom Hamim untuk jalan apa pun yang ditempuh dan sedang dijalani all izz well :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes ini ekang diambil dari dua buku karya bang rene yg keren sih. Enak bahasanya aku suka. Dan membuka banyak cakrawala berpikirku

      Hapus
  2. Dulu aku suka menulis, dan setiap orang yang baca tulisan ku pasti suka dan tersentuh.
    Tapi sekarang kok aku serasa kaku dalam kepenulisan, hingga aku pikir menulis bukan passion ku malah, tapi karena nanggung, udah punya blog dan aku juga gak rela kalau harus dihuni oleh Laba-laba akhirnya aku paksakan diri untuk menulis, tapi isinya b aja gth mba..
    Huaaaa 😩

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuks digali lagi.. karena memang tidak semua memamg mudah menemukan passion apalagi kita hidup dilingkungan yg tak semua memahami arti "passion"

      Hapus
  3. Sehabis baca artikel ini,, saya jadi bingung,, passionku apa ..he he
    Mungkihkah ngajar bisa disebut passion juga ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa.. mengajar juga passion kok. Bahkan ads yg dia ga hanya jadi guru tapi menjadi guru insoiratif dg gebrakan yg keren dari dia. Sekali lagi, tak melulu soal uang. Tapi ttg hal yg kita nikmati.

      Hapus
  4. Sebenarnya aku terjebak dalam menulis dan akhirnya menjadikan ini sebuah passion. Kalau disuruh memilih masak ataupun menulis, lebih baik aku menulis saja. Kalau Mbak Hamim sudah ada keturunan nih dari mamak yang pinter masak,tinggal di asah aja lho. Bisa dapet keduanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hekakakkaa gak nurun mbak hahaha. Lebih ke abah yg gen nnya nurun ke aku suka membaca inilah aku jadi suka nulis.

      Hapus
    2. kalau disuruh memasak atau menulis, Bunda pilih ... menulis masakan hasil karya sendiri... hehe.. mau dua-duanya

      Hapus
  5. Aku nemuin passion ku cma sebatas disaat aku rela berjam2 berkutat mengerjakannya, bahkan ketagihan! Dan ketika ngerjain dan hasilnya gagal justru makin penasaran dan terus mencoba lagi sampai bisa. Receh bgt ya caraku..
    Tpi aku jga sama masih belum bsa fokus nih mba, smua2 masih ingin dicoba tpi klo gagal ya udah ga ku lanjut.. apa krna ku bosenan apa yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, iya bebrapa orang malah jatuhnya berhenti kalo gagal. Padahal kita tahu banyaknpara rockstar itu sukses ketika emngakami kejatuhan berkali2

      Hapus
  6. Ohho aku jadi inget. Pas sekolah aku seneng matematika. Dan aku bilang sama ortuku, aku suka ini, tapi bukan berarti aku jago dan pasti dapet nilai bagus di bidang ini. Aku menikmati proses nguliknya aja.

    Tapi aku gak sampai ikutan olimpiade kok. Terlalu bikin pusing 🤣 (ternyata belum sampai ke tahap passion yak)

    Yang passion, hmm. Aku harus mikir ulang nih setelah baca artikel ini wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, gali lagi mbak. Sebab passion itu dimnaa kita menikmatinya

      Hapus
  7. Kalau saya disuruh milih menulis atau memasak, kayanya susah sekali. So, kayanya lebih baik memilih dua-duanya, because I love writing and cooking

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mantap donk pak lanjutkan. Hahahhaa sebab pasiion itu bisa jadi g hanya satu. Begitu kata salah satu rock star dalam buku ini

      Hapus
  8. Dari pada memasak, aku pilih menulis aja mbak... Sekalian asah otak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi, tidak semua hobi itu bisa jadi passion ya?
      Aku kan hobi merawat tanaman hias. Masak passionku jadi petani?

      Hapus
    2. Dok, tolong jangan semua professi dilibas ya, kasian kami dok, dokter udah jago nulis sekarang mao ngambil passion petani pula wkwkwk

      Hapus
    3. Hwkakakkaa emang deh dokter ini multitalent ya luarbiasa. Barokalloh dok ..

      Mbak yun, kita bagian penikmat saja #duh mager banget nih heheje

      Hapus
  9. Satu lagi Mbak, ikuti alur yang ditentukan Allah. Pengalaman Bunda pribadi, passion yang justru menghampiri Bunda ketika usia masuk setengah abad. Padahal dari dulu sudah digeluti. Allah tahu banget kalau timing baru bisa sekarang.

    Hmmm, andai belum masuk pensiun Bunda masuk dunia literasi, jamin semua gak jalan. Karen ada tanggung jawab yang memerlukan fokus lebih besar.

    Alhamdulillah.. Ketika waktunya datang, totalitas bisa dilakukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes!

      Jadi, ada yg orang2 yg mengusahaan bekerja sesuai passionnya hingga akhirnya mereka menjalani itu. Ada pula yg harus berada pada pilihan lain.

      Tapi memang concern buku ini memunjukkan ke hal2 yg sifatjya adalah ikuti apa yg membuatmu enjoy dan itu menghasilkan bgtu.

      Semisal saat ini belum maka berjalannya beriringan. Sembari ttp kerja tapi temukan juga passionmu.

      Begtu bunda 😊

      Hapus
  10. Wahh, sama nih mba kalau urusan memasak..
    Memasakku jg standart dan aku tipe orang yg memasak dengan feeling..
    Pokoknya no rewel kalau masalah rasa^^ hahaa,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hekkaa tos virtual mbak ya. Hahhahaa duh inget mbak fadmala inget jogja haha

      Hapus
  11. Anyway aku baca ini jadi dejavu deh.. Ibuku juga jago ngappain aja misalnya jahit, make up, rajut. Tapi nggak ada satupun yg menurun. Tapi memang bisa aja beda apa yang disuka. Dan jam terbang juga mungkin. Di menulis dah menemukan spark joy-nya. Mungkin ini sebabnya waktu kecil kira dilatih untuk banyak berkegiatan aar semakin banyak mencoba dan memilih yang tepat untuk kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betulmbak.. untuk anak usia dini makanya bermain adalah cara menemukan minat anak2.

      Hapus
  12. Jadi inget dulu ada seorang teman bilang, jangan memaksa diri untuk serba bisa, temukan passion, tekuni dan kembangkan. Untuk soal masaka nih mbak, dari dlu juni tuh maunya serba "Bisa bikin" jadi kalau makan apa dan dimana harus coba bikin sampai nemu nasa yg pass. Itu termasuk. Memaksakan diri serba bisa dn ternyata malah jd ga fokus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hwkakakaka apa2 yg dipaksa emanvga enak ya mbak.. mesko pada dasarnya paksaan itu tidak selalu buruk.

      Tapi sebaiknya melakukan sesuatu itu dr hati dan sesuai hati bair enteng pas ngelakuinnya

      Hapus
  13. Meski sudah menemukan passionku, tapi hingga kini aku masih suka mencoba hal-hal baru. Seperti menulis, ini juga hal baru yang masih terus kupelajari ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Its oke kak, sebab hal tersebut bisa kita lakukan kok apalagi kalo mendukung passion kita smakin berkembang

      Hapus
  14. I'm living my passion sepertinya mbak, tapi velum bisa maksimal, karena setelah resign ternyata tanggungjawab dirumah itu makin banyak. jadi lagi menyeimbangkan diri anyara tugas kewajiban dan passion saya agar seiring sejalan

    BalasHapus
  15. Kalau banyak modalnya, sebenarnya masak itu enak...apalagi pas makannya heheheh
    Tapi ternyata saya juga lebih nyaman nulis. Berasa makin pinter gitu.

    BalasHapus
  16. Toss dah kalau perkara masak ini, levelku malah masih amuba... 😃 dan moodnya senin Kamis. Kalau lagi suka masak, masalah yang agak beda, kalau lagi datang malas, dapurnya pindah ke warung makan. Beruntung punya suami yang nggak "rewel" urusan makan. Bahagia jadinya.

    BalasHapus
  17. Mbak terima kasih sharingnya. Passion oh passion hahaha suka bingung sama passion diri sendiri juga haha

    BalasHapus
  18. passion ini yang masih kucari, mbak. Masak, ya sama sih standart ajaa. Nulis, masih terus belajar :3

    BalasHapus
  19. Passionku? Rebahan tapi tetep bisa dapat cuan, piye jal? Wkwk.
    Aku tuh baru bener2 bisa yakin sama passionku waktu ikut matrikulasi IIP, di saat harus memilah mana kegiatan yang aku suka dan bisa, suka dan tak bisa, tak suka dan bisa, tak suka dan tak bisa. Di situ barulah aku yakin untuk bilang well, i love writing more than cooking, hahaha.

    Tosss lah kakak... kita kembar beda bapak ibu ya kayanya? :D :D

    BalasHapus
  20. belakangan ini aku lebih suka gambar mbak, dan isi blog juga rata-rata soal gambar dan yang berhubungan dengan itu, pengen banget jadi illustrator, apa itu bisa dibilang passion ya mbak?

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular