=Hamimeha

Pahlawan Super Bidang Pendidikan Melalui Fotografi

33 komentar
Konten [Tampil]
Pahlawan super bidang pendidikan melalui fotografi
Yups!

Hai Sobat Hamim, masih ingatkah cerita tentang teman sejawatku yang kusebut pahlawan super bidang pendidikan melalui fotografi dalam tulisan yang berjudul Pahlawan Pendidikan itu seorang fotografer ?

Yups, dia memang seorang guru namun sekitar tiga tahun terakhir concern buat upgrade skill di bidang fotografi. Menariknya, setahun terakhir sang fotografer ini mendirikan sekolah yakni Madrasah Fotografi Indonesia (MFI) yang telah melahirkan ribuan alumni dari berbagai daerah.

Hah kok bisa? Yuhuiii, karena sekolah ini digagas dalam bentuk sekolah online. Jadi siapapun bisa menjadi siswanya. Namun yang membuatku berdecak kagum dan menyematkan sebutan "Pahlawan" pada sosok sederhana ini adalah pada karakter jiwa kepahlawanan dalam diri beliau.

"Ah, lebay sekali!"

Mungkin Sobat Hamim terbesit pikiran tersebut. Maka dari itu, mari kita belajar dari perjalanan hidup sang pahlawan dari sosok sederhana ini. Bagaimana melalui kelihaiannya dalam mengambil gambar membuat beberapa sekolah termasuk para gurunya di dalamnya menjadi lebih percaya diri.

Hal ini poin penting lho!

Betapa visualisasi yang baik bisa menambah kualitas diri seseorang atau instansi sehingga bisa bekerja maksimal tentunya.

Wah makin penasaran gak sih dengan lika liku pahlawan pendidikan yang ternyata fotografer itu? Yuks simak ulasan lengkapku selanjutnya!

Lika Liku Perjalanan Dari Guru Kontrak Hingga Mendirikan Sekolah Sendiri

"Sekolah yang tinggi biar dapat kerja yang enak."
Familiar bukan dengan pernyata di atas? Yup, memang acap kali kita mendapati wejangan dari orang tua kepada anak-anaknya agar bersekolah setinggi mungkin dalam rangka sebuah pekerjaan yang mapan di masa depan.

Suatu hal yang wajar, bukan?

Akan tetapi takdir tak selalu sesuai dengan apa yang kita ingin. Ada jalan panjang yang kemudian perlu kita lewati. Pun dengan sosok sederhana yang lulus bergelar S.Sos.Is dari perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya ini.

Passionnya akan dunia senilah yang kemudian membawanya meniti karir. Sebagai guru ekstrakurikuler yang mengajar seni musik yang juga personil salah satu tim nasyid yang cukup kondang di Kota Pahlawan.

Kok gak nyambung dengan gelar akademiknya? Ya, begitulah lika liku jalannya sebuah kehidupan bukan? Namun siapa sangka, sosok yang kerap aku sapa ustadz Fitrah ini kemudian mengabarkan jika sedang mendirikan sebuah sekolah yang disebut Madrasah Fotografi Indonesia.

Padahal aku ingat betul, terakhir kali aku membaca statusnya sebelum pindah dari kota Pahlawan ke Kota Indramayu dikarenakan masalah finansial salah satunya. Ah, sungguh luar biasa perjalanan hidupnya. Yuks kita kenal lebih dekat profil Pahlawan Super bidang pendidikan melalui fotografi versi aku ini yuks!

Fitrah Ilhami, Sosok Sederhana Multitalenta


Tentang fitrah ilhami founder madrasah fotografi indonesia
M. Fitrah Ilhami,S.Sos.Is adalah nama lengkap dari founder MFI. Terlahir di Surabaya tepatnya tanggal 4 Juni, bisa dibilang suami dari Mbak Millie Homez ini cukup humoris.

Sangat Humoris menurutku!

Guyonannya selalu membuat perut kami dikocok karena tak bisa menahan taha. Cobalah tengok akun media sosialnya khususnya di facebook. Curcolan serius pun akan berakhir dengan ngakak bagi pembaca meskipun demikian tak menghilangkan pesan dari isi caption yang ia tulis.

Ya, karena ia tak hanya seorang guru bidang seni melainkan juga penulis, buku karyanya juga bisa dibilang tak sedikit. Ada buku solo hingga buku kolaborasi antara dia dan istrinya. Wah keren ya!

Tak berhenti sebagai seorang guru, penulis buku, personil nasyid, tapi juga seorang pembicara di beberapa webinar ataupun seminar yang membahas berbagai topik salah satunya adalah parenting. Masya Allah bangetkan ya!

Eits, hal yang membuat kagum diantara semua talentanya adalah minatnya pada fotografi. Kemampuannya akan bidang seni rupa atau visual art khususnya photografi yang ia tekuni selama dua tahun terakhir mampu membuatnya mendirikan sekolah yakni Madrasah Fotografi Indonesia di tengah badai pandemi melanda.

Bahkan, kemampuannya ini memberikan sumbangsih di bidang pendidikan melalui keaktifannya mengambil gambar perangkat SDM sekolah hingga meningkatkan kepercayaan diri mereka dan instansi.

"Betul bahwa ternyata tampilan visual yang bagus itu bisa membuat value dari sekolah, lembaga, para guru, makin terangkat", ungkapnya saat iseng kutanya tentang pengalamannya mengambil gambar di berbagai sekolah selama ini.

Inilah alasan yang kemudian mendorongku untuk menggelarinya "pahlawan". Sebagai orang yang pernah terlibat di dunia pendidikan memang perwajahan sekolah secara tidak langsung memberikan dampak pada performa sekolah itu sendiri. Baik sebagai branding maupun meningkatkan kepercayaan diri para sumber daya manusia di dalamnya.

Bisa jadi, ia merasa apa yang ia lakukan suatu hal biasa. Apalagi ketika dia mengatakan bahwa ini memang sebuah profesi. Namun bagiku, lebih dari sebuah pencapaian materi yang menurutku bisa jadi tak seberapa. Namun melihat hasil jepretan Ustadz Fitrah membuatku turut bangga.

Wajah para guru, tenaga pendidik, dan anak-anak sekolah terlihat lebih beraura membuat yang melihat pun ikut merasakan pancarannya. Masya Allah. Ah, ustadz tahukah bahwa sejatinya peran visualisasi terhadap sekolah di era digital saat ini sangatlah penting.

Aku yakin bahwa berkembangnya potensi dari penulis buku "Curhat Orang Cungkring" di bidang fotografi ini bukanlah suatu hal yang diluar kuasa Allah. Aku meyakini bahwa Allah memberikan keahlian di bidang fotografi pada Ustadz Fitrah yang memang berhati baik ini karena suatu hal yang membawa kebaikan pula.

Dan hal tersebut terbukti dengan lahirnya Madrasah Fotografi Indonesia. Wah, penasaran kah bagaimana kisah dibalik lahirnya MFI?
 

Tentang Madrasah Fotografi Indonesia

"Itu sebabnya ketika saya belajar fotografi, tanpa sadar saya berucap, "Robbanaa maa holaqta hadza baatilaa, subhanaka faqina adza bannar." -Fitrah Ilhami, Founder MFI
Lahirnya Madrasah Fotografi Indonesia berawal dari sebuah permintaan belajar dari kelas dasar fotografi gratisan lho! Namun siapa sangka, jika ketulusan Ustadz Fitrah dalam mengajar dan kesungguhannya akan mengalirkan ilmu membuatnya mendapatkan kepercayaan dari mayoritas peserta sehingga memutuskan membuat kelas lanjutan.

Keseriusannya memang terlihat dari bagaimana ia memberikan pelayanan sebagai seorang guru, tak hanya sehari dan rupanya menarik ratusan peminat dalam waktu 15 menit setelah diumumkan di media sosial pribadinya.

Amazing bangetkan Sobat Hamim!

Artinya, kemampuan fotografi beliau memang diakui oleh orang lain. Meskipun gratisan ternyata hasil belajar bersama beliau ternyata maksimal. Terbukti dengan banyaknya peminat dari peserta untuk meminta ustadz Fitrah membuka kelas lagi bahkan jika harus berbayar lho!

Memang sih, akupun mengagumi cara kerjanya yang selalu totalitas. Semasa kami bekerja di satu institusi dulu pun menyaksikan bagaimana ia bekerja dengan baik dan memuaskan. Jadi, sejujurnya aku bisa memahami jika di kelas fotografi besutannya akan berdampak sama.

Eits, tak hanya itu. Hal menarik dari kelas Madrasah Fotografi Indonesia ini juga ada pada mottonya. Yaitu, “Alat sederhana, hasil istimewa.”

Wah, asyik ya!

MFI memang lahir ketika pandemi masih melanda tepatnya  tahun 2021 lalu, jadi kemasan dari kelas-kelas MFI adalah online. Pesertanya pun mulai dari anak-anak hingga emak-emak hwakaka.

Tentang madrasah fotografi Indonesia
Filosofi Ustadz Fitrah bersama istri bukan sekadar soal kesenangan semata. Melainkan lebih dari itu, ada nilai spirit daya juang. Ada dua inspiratid dan berkesan akan hadirnya MFI ini yaitu:

Pertama, Semangat terus belajar dan pantang menyerah

Di MFI, Ustadz Fitrah selalu berpesan kepada para peserta. Tidak ada orang yang bisa menjadi ahli dalam sehari. Belajar apapun, kita butuh proses, yang kadang tidak mudah, tidak murah dan tidak sebentar. Termasuk belajar fotografi.

Untuk menghasilkan karya foto yang bagus, kita butuh sabar mempelajari ilmunya serta mengikhlaskan diri untuk berkali-kali praktek. Tak mudah putus asa meski harus berulang-kali mendapati kegagalan.

Hary Cartier Bresson, seorang fotografer profesional dunia, pernah menyampaikan bahwa sepuluh ribu jepretan pertamamu adalah hasil foto terjelekmu.

Artinya, kita butuh memotret berulang-kali agar Sensitivity of Art kita terus terasah dan pada akhirnya kita akan bisa mendapatkan hasil foto yang terbaik.

Teruslah memotret. Karena saat kita memutuskan untuk menekan tombol shutter, di waktu yang bersamaan sejatinya kita sedang menghentikan moment dan menciptakan kenangan.

Dan, semoga dengan rasa puas menatap ‘kenangan’ yang tercipta, kita bisa lebih bersemangat untuk menggapai ‘impian’.

Kedua, nilai sebuah kehambaan dan rasa syukur

Seperti mengapa dengan fotografi kita bisa menjadi dekat dengan Allah?

Karena fotografi adalah seni melukis dengan cahaya. Fotografi berasal dari kata "photos" (Cahaya), dan "Grafos" Melukis.

Artinya, tanpa adanya cahaya kita tidak akan bisa menciptakan sebuah karya foto.Dan kamera itu diciptakan karena terinspirasi oleh cahaya matahari. Cahaya matahari adalah cahaya terbaik untuk fotografi . Matahari ini hanya diciptakan oleh Allah... Manusia tidak bisa. Bahkan dengan kualitas cahaya yang jauh lebih buruk pun seperti lampu, flash, dll, kita harus mengeluarkan banyak uang untuk membelinya.

Tapi matahari dengan kualitas cahaya super baik hingga menghasilkan ketepatan warna paling sempurna, Allah berikan pada kita GRATIS.

Wow! Aku jadi teringat dengan salah satu artikel yang pernah aku baca dalam buku berjudul Arsitek Peradaban. Tentang sebuah memaksimalkan diri semasa hidup kita dengan karya, sebagaimana dalam cuplikasi tulisan buku tersebut,

"Hidup adalah masa karya. Setiap kita diberi rentang waktu, yang kemudian kita sebut umur, untuk berkarya. Harga hidup kita dimata kebenaran ditentukan oleh kualitas karya kita. Maka sesungguhnya waktu yang berhak diklaim sebagai umur kita adalah sebatas waktu yang kita isi dengan karya dan amal. Selain itu bukanlah milikmu."

Peran Sang Fotografer Di Dunia Pendidikan


Semangat sosok fitrah ilhami
Yupz! Sampailah pada alasan yang membuatku sosok sederhana itu sebagai pahlawan di bidang pendidikan. Terlepas dari statusnya yang memang adalah seorang pendidik yakni guru.

Namun ada peran lain ia lakukan sehingga memberikan dampak kebermanfaatan bagi sekitarnya, yakni:

1. Kesadaran akan nilai kehambaan melalui fotografi bagi para peserta kelas MFI 

Sebagaimana yang aku sebutkan di atas ya sobat Hamim. Bagaimana prinsip pembelajaran yang ada di Madrasah Fotografi Indonesia


2. Edukasi tentang fotografi khususnya pihak sekolah bahwa visualisasi itu penting di era digital saat ini


3. Meningkatkan performa sekolah melalui hasil karyanya sehingga meningkatkan kepercayaan diri sdm maupun instansi sekolah yang bersangkutan.

Sebagaimana salah satu pengalaman yang dituturkan oleh sekolah pinggiran yang pernah ia ambil gambarnya. Seorang guru menyampaikan, 
Ini pertama kalinya sekolah kami mengadakan sesi foto dengan fotografer sungguhan, Mas. Dan hasilnya memang beda. Sekolah kami terlihat lebih 'mahal' dari sebelumnya. Terimakasih banyak, Mas Fitrah," tutur salah satu guru.

Tampilan visual yang bagus ternyata memang mempengaruhi pandangan orang lain terhadap lembaga atau instansi tertentu. 

Sekolah, misalnya. Bila para gurunya ditampilkan dengan visual yang bagus di website atau di brosur, maka para orang tua calon siswa akan menilai, "Sekolah ini profesional. Tampak dari performance para gurunya."

Mengapa bisa seperti itu? Karena fotografi adalah cabang dari seni. Lebih tepatnya seni rupa (visual art). Dan seni adalah sesuatu yang dapat dirasa indah oleh orang lain. Keindahan inilah yang membuat seni mampu mengubah sesuatu yang biasa saja atau bahkan kurang, menjadi bernilai tinggi. 

Batok kelapa, yang biasanya dibuang karena dianggap sampah, bila disentuh seni: dibersihkan, dilukis atau dilapisi kain batik, lalu dikasih resleting dan diberi tali selempang, jadi tuh tas batok kelapa yang punya nilai jual. 

Batok kelapa saja, bisa punya value yang sangat besar apabila disentuh 'Seni'. Apalagi sekolah serta para guru, yang pada dasarnya kedua hal tersebut merupakan tempat yang mulia (tempat mencari ilmu) dan orang-orang yang mulia pula (pengajar ilmu). Maka, ketika disentuh oleh seni seperti fotografi, InsyaAllah aura kemuliaan para guru ini akan lebih "tampak"

Yups, inilah nilai-nilai yang lelaki bernama lengkap M.Fitrah Ilhami ini ketika bekerja sebagai fotografer. Jangan memandang berapa rupiah yang ia peroleh tapi betapa kebanggaan akan senyum sumringah para pendidik itu menjadi nilai yang tak bisa dibayar. 

Di tengah minimnya wawasan tentang kebutuhan visual di era digital saat ini. Tentunya semangat Ustadz Fitrah memgedukasi para elemen sekolah maupun yang lainnya menunjukkan bahwa ia sosok yang tak kenal kata menyerah. 

4. Mengambil peran untuk menyalurkan potensi para generasi masa kini sebagai native teknologi melalui fotografi


5. Menyiapkan generasi muda negeri untuk bisa meningkatkan skill mereka di bidang visual art melalui MFI

Testimoni ortu dari anak peserta MFI
Perlu Sobat Hamim ketahui bahwa kelas fotografi online dari MFI ini sudah mencapai ribuan. Pesertanya memang beragam, namun ketika masa libur sekolah MFI hadir untuk memfasilitasi anak-anak digital ini untuk mengembangkan potensinya di bidang fotografi.  Jadi waktunya produktif!

Kita menyadari bahwa 10-20 tahun ke depan Indonesia sedang mengalami bonus demografi atas usia produktif yang saat ini sedang berada di usia anak-anak. Sebagaimana di lansir dari laman online iprahumas.id yang menghadrikan Imam Suryanto yang sekaligus Humas Kementerian Perdagangan itu menjabarkan.

Adanya bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2030 nanti sebenarnya adapah peluang yang dapat dimanfaatkan karena dapat mengurangi jumlah pengangguran , meningkatnya daya saing bangsa, membentuk generasi emas yang kreatif dan inovatif, pertumbuhan ekonomi lebih baik, meringankan beban hidup, semakin produktif dan berkualitas SDM, dan peluang Indonesia menjadi negara maju semakin terbuka lebar.
“Semakin banyaknya generasi yang produktif menjadikan kita harus lebih bersemangat dalam belajar dan meningkatkan potensi diri. Karena persaingan yang kompetitif, akan membentuk generasi yang kreatif dan inovatif,” tambah Imam.
Namun bonus demografi ini juga akan menjadi ancaman bagi negara manakala para generasi z dan alpha ini tidak mendapatkan arahan yang tepat. Inilah alasan kuatku menyematkan sosok pahlawan pada ustad Fitrah Ilham bersama kemampuan di bidang fotografi mengambil peran penting untuk membantu memberikan arahan melalui apa yang disukai anak-anak.

Aku merasakan inilah istimewanya ustadz Fitrah dengan Madrasah Fotografi Indonesia yang ia dirikan. Sebagaimana spirit yang kami pegang saat mendirikan MFI adalah bahwa MFI bukan sekedar kelas foto, lebih dari itu kita ingin MFI menjadi tempat menambah silaturahmi, dan tempat belajar untuk mengenal lebih dekat lagi pada Sang Nur ala Nur, Cahaya di Atas Cahaya, yang menciptakan alam semesta dengan seluruh keindahannya; Allah SWT.

Masya Allah sekali bukan! Mungkin sosoknya sederhana namun jiwa kepahlawanan seakan menyelimuti setiap gerak dan tingkahnya. Mau tahu inspirasiku menyebut dia sebagai sosok pahlawan? Yuks deh simak!

Kusebut Sang Fotografer Pahlawan Super Bidang Pendidikan


Ya, dibalik sifat jenaka namun jiwa kepahlawanan tersimpan atas niatnya yang luar biasa. Cita-cita mulia nya di dunia fotografi membawa semangat pendidik yang senantiasa berbagi ilmu.

Dari sisi seorang milenial, di era digital saat ini. Ia menyadari bahwa kebutuhan akan visualisasi sekolah yang baik itu penting. Meskipun belum banyaknya sekolah yang memperhatikan sisi tampilan ini. Akan tetapi, Ustadz Fitrah selalu berupaya melakukan edukasi dan menyuguhkan hasil karya fotografi terbaiknya.

"Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri." -Kartini

Pertama, edukasi atas apa yang dilakukannya mengingatkanku pada semangat Kartini atas tekadnya memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan. Di tengah pandangan miring masyarakat umum kala itu, Kartini masih terus berjuang dan akhirnya membuktikan bahwa pendidikan bagi perempuan itu adalah hal yang penting dan patut diperjuangkan.

Kedua, daya juang Ustadz Fitrah juga menyeretku pada cerita pahlawan nasional. Yakni,sosok pahlawan Diiponegoro atas semua keterbatasannya namun tetap bisa bertahan untuk perang. Siapa yang tahu bagaimana kondisi Pahlawan Diponegoro saat melawan Belanda? Sakit. Ya benar dalam keterbatasan.

Aku rasa daya juang Ustadz Fitrah ini serupa meski dengan versi yang berbeda. Aku ingat betul saat dia menulis curhatannya di laman sosial yang baru saja melakukan pemotretan di sebuah sekolah yang ternyata jaraknya jauh dari tempat dimana ia tinggal. Namun terbayar dengan hasil memuaskan para obyek fotonya.

Ah, kan memang dibayar?

Nah, sayangnya bayaran yang diterima rupanya memang tidak sebanding dengan daya juangnya tersebut. Namun mengapa kok Ustadz Fitrah tetap mau menerima tawaran tersebut?

Inilah yang kusebut mengambil peran. Peran kecil ustadz Fitrah dalam menyuguhkan tampilan visual terbaik dari sekolah tersebut menjadi sebuah kepuasan tersendiri. Sebagai orang yang pernah bergelut di bidang pendidikan, aku bisa merasakan apa yang sosok sederhana itu rasakan pula.

Ia pernah menuturkan, "Kadang ada yang Sekolahnya bagus, kualitas pengajarnya oke, tapi karena tampilan visualnya tidak menarik, akhirnya masyarakat kurang percaya menitipkan anaknya sekolah di sana"
"Tampilan visual bagus, membuat para guru terlihat profesional." Ungkap perasaan semangatnya dalam mengambil peran kecil ini.
Dan ketiga, semangatnya yang berkobar mengingatkanku pada sosok Bung tomo yang menggebu-gebu. Ah? Siapa yang tak kenal pahlawan berjiwa muda asal Surabaya ini bukan?

Yups, Sobat Hamim bisa membayangkan bagaimana pidatonya bisa mengobarkan semangat arek Suroboyo kala itu. Dan begitulah aku melihat pahlawan super bidang pendidikan yang ku ceritakan ini.

Perawakannya yang terlihat cungkring sebagaimana judul buku yang ia tulis sungguh tak sesuai dengan jiwa kepahlawanan yang membara pada dirinya. Langkahnya diiringi pikiran-pikiran visioner. Semangatnya menggebu siap tempur.

Hal lain yang membuatku tak ragu menyebutnya sebagai pahlawan adalah banyaknya nilai kebaikan yang ingin disebarkan kepada siapapun. Menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat semasa hidup. Masya Allah!

Meneladani Nilai Kepahlawanan Dari Sang Fotografer


Pahlawan juga manusia. Dalam buku Arsitek Peradaban, pahlawan itu adalah orang yang banyak melakukan amal kebaikan atau amal shalih sehingga memperoleh banyak pahala. Bila kemudian ia diberi gelar pahlawan, itu lebih karena citra dirinya sudah terlalu didominasi oleh pahala. Orang seperti ini, biasanya masih tetap mempunyai kesalahan, tapi dapat dihitung jari."


Yup! Aku tahu bahwa Ustadz Fitrah yang kusebut pahlawan ini bukanlah sosok yang sempurna. Namun amal-amal kebaikan atas apa yang ia lakukan membuatku kagum. Atas perannya bertanggung jawab menjalankan setiap perannya.

Aku ingat betul saat ia menuliskan tentang curcolan yang berakhir dengan humor yang mengilukan hati para pembaca tentang bagaimana ia tak memiliki sepeser uang untuk biaya uang operasi sesar istrinya saat melahirkan.

Namun, atas catatan kebaikan yang memang ia lakukan sehari-hari ada seorang teman sejawat yang berani meminjamkan uang sejumlah besar padanya hanya dengan jaminan ia akan amanah mengembalikan uangnya sesuai janji. Dan ustadz Fitrah menepatinya. Masya Allah bukan? Tentu bukanlah pengalaman yang menyenangkan tapi pasti berkesan khususnya baginya maupun yang memberi pinjaman. Amanah dan bertanggung jawab. 

Tak hanya itu, akupun sempat membaca kegalauannya untuk pindah kota. Aku tak menyangkal jika badai pandemi membuat nyaris kelimpungan dari segi ekonomi. Tak terkecuali ustadz Fitrah sebagai guru kontrak.

Job sebagai personil nasyidpun menurun drastis. Dalam kondisi seperti inilah sebuah ketangguhan sebagai seorang pemimpin kemudian diuji. Aku membaca bagaimana ia harus membuat keputusan sulit. Bertahan di Kota Pahlawan tapi kondisi belum ada rumah sendiri sedang pemasukan minim. Atau pindah ke kota kelahiran istri meski di sanapun bisa jadi penghasilan yang didapat juga tak menentu. Bahkan bisa jadi jauh lebih kecil.

Akan tetapi, Allah Maha Kaya. Di saat sebuah keputusan diambil. Awalnya aku sempat menebak bahwa badai pandemi apakah membuat sosok sederhana yang kukenal di tahun 2013 lalu ini menyerah?

Ternyata, 100% tebakanku salah. Ustadz Fitrah memang bukan orang sembarang. Dia selalu punya 1001 cara untuk berjuang dan adaptif di setiap keadaan. Meski harus tinggal di Indramayu, orderan buku hasil karyanya terus mengalir, peluang untuk terus meningkatkan potensinya di bidang fotografi terus diasah hingga lahirlah Madrasah Fotografi Indonesia.

Luarbiasa!

Lalu bagaimana dengan aku yang hanya bisa menyimak petualangan hidupnya melalui laman media sosial dan cerita orang sekitarku?

Aku kagum dan merasa iri dengan segala kreatifitas serta daya juangnya yang luar biasa. Ingin rasanya aku bisa bersua dan menyambung lagi benang silaturahmi bersama keluarga kecilnya.

Aku masih ingat saat pernikahanku, Ustadz Fitrah yang saat itu tampaknya terlewat dari daftar tamu undangan yang kami buat terbatas. Ketika mengetahui aku menikah lalu ia menyodorkan sebuah buku solo karyanya yang membuatku berkesan.

Ah, sayang setelah itu kami tak pernah bersua dan hingga badai pandemi menyerang sampai ia harus pindah keluar kota. Ingin sekali bisa menyambung silaturahmi dan berbagi apresiasi atas apa yang catatan petualangan hidupnya yang inspiratif. Namun bagaimana caranya? Apalagi saat ini keluarganya pindah di kota yang jauh dari Surabaya.

Hadiah untuk Sang Fotografer, Pahlawan Super Bidang Pendidikan


Superapp
Kabar baik yang seakan gayung bersambut atas niatku kepada sosok Pahlawan Super Bidang Pendidikan Melalui Fotografi versi aku ini.

Seorang teman mengabarkan jika ada aplikasi kece yaitu aplikasi Super. Melalui program #Superbercerita ini aku ingin merealisasikan harapanku. Eh apaan sih super itu? Yup! Super adalah jaringan agen yang mendistribusikan sembako dan barang kebutuhan pokok di kota kecil dan di daerah pelosok. Pasalnya, aplikasi super sedang ada program #KadoUntukPahlawan

Wah, apalagi bertepatan dengan miladnya nih. Tentu akan menjadi kabar baik baginya sebagai apresiasi atas nilai kehidupan yang inspiratifnya sehingga memberi pelajaran bagi kami orang disekitarnya.

Menyimak bagaimana ia hidup di sebuah kota kecil, tentu bukanlah hal yang mudah bagi keluarganya yang terbiasa hidup di kota besar yang serba mudah. Namun sebagai seorang perempuan yang sudah berkeluarga juga aku memahami bahwa kebutuhan pokok menjadi hal penting.

Yup, aku ingin bisa berbagi sembako yang seharusnya bisa aku bagikan ketika lebaran kemarin. Namun akan menjadi suatu hal yang tetap berkesan baginya jika hadiah tersebut aku berikan di hari ulang tahunnya.

Apalagi jika nanti istri sang ustadz bisa tertarik menjadi salah satu pengguna Aplikasi Super. Ditambah lagi jika ada modal usaha bagi Mbak Millie untuk membuat toko kelontong yang bisa dijadikan salah satu sumber penghasilan mereka.   

Tak hanya itu, aku juga ingin bisa berbagi seperangkat kebutuhan sekolah bagi anak-anaknya. Sebagai bentuk support atas jasanya di bidang pendidikan dan membuatku semakin terinspirasi untuk lebih menyayangi keluarga dan anak-anakku saat ini.  

Boleh donk berharap jadi pahlawan juga hehehe. Kan pahlawan itu orang-orang yang banyak memberi nilai kebaikan..aamiin. Semoga aku, kamu, dan Sobat Hamim semua bisa menjadi pahlawan untuk sekitar kita ya.

Ah, ternyata tak terasa sudah panjang sekali aku berkelakar tentang sosok yang kusebut pahlawan. Semoga Sobat Hamim bisa mengambil hikmat atas perjalanan kisah Ustadz Fitrah Ilham yang luarbiasa ini ya.

Selalu ada sisi jiwa pahlawan dalam diri kita kok! Sebab Pahlawan itu bukan sekadar gelar!

Quote kepahlawanan
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

33 komentar

  1. Salut dengan perjalanan Mas Fitrah Ilhami, layak disebut sebagai seorang pahlawan di dunia pendidikan. Jadi terinspirasi pingin bikin sekolah yang banyak memberikan manfaat untuk masyarakat khususnya pemuda sesuai passion mereka

    BalasHapus
  2. Selalu menarik membaca perjalanan hidup seseorang. Apalagi jika sampai ada yang menjulukinya sebagai pahlawan tentu bukan sesuatu yang nggak beralasan. Dan aku setuju bahwa dengan foto kita serasa bisa menghentikan waktu sejenak untuk kemudian membuat sebuah kenangan.

    BalasHapus
  3. MasyaAllah... Salut buat ustadz Fitrah. Masih muda, multi talenta, berwawasan luas, memotivasi murid-muridnya... Menginspirasi banget ya... Insyaallah Ustadz Fitrah bukan hanya pahlawan di mata Mbak Hamim, tapi pahlawan di mata semua orang... Salam kenal ya ustadz...

    BalasHapus
  4. Selalu keren penyampaian nya kak hamim aku terhipnotis dan langsung jadi terbayang sosok yg diceritakan begitu menyenangkan dan patut diteladani. masyaAlloh

    BalasHapus
  5. inspiratif sekali artikelnya mba, banyak hal yg bisa kita teladani dari sosok Ustadz Fitrah yaa, mulai dari keikhlasan dan keberaniannya membagi ilmu sampai mendirikan sekolah juga.. keren banget

    BalasHapus
  6. Seru banget baca ceritanya serasa melihat profesi baru padahal fotografer sekarang merupakan profesi umum ya, tai ternyata memiliki maknanya tersendiri terkait bidang jasa yang ia geluti.

    BalasHapus
  7. Masya Allah.. Menginspirwasi sekali sosok sang fotografer Fitrah Ilham ini. Semoga banyak Pahlawan-Pahlawan super berikutnya juga yang lahir dari sekolah yang digagas beliau ya.

    BalasHapus
  8. Perjuangan tiada akhir, beneran berupaya membangun dunia pendidikan lewat banyak hal salah satunya dunia fotografi. Semoga banyak fotografer muda yang lahir dari sekolah ini

    BalasHapus
  9. Setuju banget bahwa pahlawan itu bukan sekedar gelar. Tentunya siapapun yang melakukan sesuatu kebaikan dan bermanfaat bagi orang banyak juga bisa dikatakan pahlawan ya. Kerennya ini yang sudah menjadi pahlawan super bidang pendidikan, semoga semakin terus menginspirasi.

    BalasHapus
  10. saya senang membaca biografi orang, termasuk sejarah kisah hidupnya selalu ada hikmah yang bisa kita ambil, termasuk kisah Madrasah Fotografi Indonesia ini, Mas Fitrah Ilham, jadi inspirasi saya dalam beberapa hal

    BalasHapus
  11. keren banget ini mba, sampai bikin madrasah fotografi. dengan begini, anak2 yang tertarik dengan dunia fotografi dan seni2 juga bakalan masih terus ada yaa..jadi ada tempat untuk belajar teknis2 motret juga

    BalasHapus
  12. Yaampun ispiratif sekaliii, keren loh ini cerita-cerita yang seperti ini patut di sebar agar menjadi contoh khususnya anak muda di Indonesia, cocok deh dengan sebutan pahlawan.

    BalasHapus
  13. Kisahnya sangat inspiratif ya mbak
    Banyak cara menjadi pahlawan, salah satunya dengan berbagi ilmu yg dimiliki seperti ini ya mbak

    BalasHapus
  14. Mba saya setuju bgt jika tampilan visual sebuah institusi itu penting agar. MashaAllah salut deh ada orang spt ustad Fitrah yg mau berbagi ilmu fotografi dg biaya terjangkau bahkan gratis. Semoga kebaikannya dibalas Allah berlipat

    BalasHapus
  15. Masya Allah inspiratif sekali. Jadi pengen ikut MFI nya mbak. Btw, setuju bahwa setiap individu pasti punya sisi kepahlawanan, kek lagunya Mariah Carey.. "There's a hero if you reach into your soul..."

    BalasHapus
  16. Mantap banget, kak Hamim.
    Ulasan mengenai profil Ustadz Fitrah, sang Pahlawan Pendidikan yang juga jago fotografi membuka mata dunia bahwa ilmu hanya akan terpendam dalam jika tidak diamalkan atau dibagikan.

    Yuk, pandai mengagumi dan meneladani.
    Agar ilmunya beberkah.

    BalasHapus
  17. Wah keren ada madrasah-nya
    Jadi pengen ikut jadi siswanya
    Duh sayang sudah bangkotan gini tapi masih enggak tua kalau urusan belajar soal fotografi

    BalasHapus
  18. hebat banget euy, inspiratif. semoga bisa terus berjalan dengan baik madrasah fotografi indonesia-nya buat wadah anak-anak belajar dan berkarya :D

    BalasHapus
  19. Keren bngt ceritanya ka tentang ustad fitrah sosok yang baik dan menginspirasi kita semua untuk lebih baik lagi seperti ustad fitrah yang iklas dalam berbagi ilmu fotografi tanpa mengharapkan keuntungan yang berlebihan semoga berkah terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin,
      Setuju mbak membagikan wawasan tentunya akan berbuah manis juga untuk diri yaitu amal kebaikan

      Hapus
  20. Ini salut dan keren banget sih sama sosok Ust Fitrah. Slain menjadi guru juga skill dalam fotografi berguna banget utk dunia pendidikan baik lembaga maupun sumberdaya di dalamnya

    Apalagi dg lembaga pendidikan yg tiap orangtua akan tentukan bagi putra/putrinya pasti butuh profile yang bagus.
    Salut sekali dg jasa Ust Fitrah yg membuat profil sekolah bisa keangkat dg fotografi
    Dan yg terakhir sukaaaa banget sama bagian kesimpulannya mba
    Setiap kita memiliki sisi pahlawan bahkan tanpa gelar sekalipun.
    Terima kasih telah menginspirasi Ust Fitrah dan terima kasih ulasannya mbak

    BalasHapus
  21. Kalau seseorang sudah memiliki niat mulia, apapun skill dan profesinya pasti memberikan inspirasi dan manfaat yang besar. Karena setiap keinginan pasti memunculkan kreativitas termasuk dalam kebaikan.

    BalasHapus
  22. Semoga yang dilakukan Ustad Fitrah dapat menginspirasi kita semua. Niat yang mulia sekecila apapun dapat menjadi wujud yang besar dan memberikan manfaat yang baik bagi sesama

    BalasHapus
  23. Luar biasa, jarang sih orang seperti ini, bahaya nih kalau peserta kelasnya emak-emak, hahaha.. btw ada typo ya? menahan tawa?

    BalasHapus
  24. Keren banget ya Mba sosok Mas Ilham ini. Apalagi orangnya humble, biasanya nih orang humble emang ahli bikin guyonan dan mencairkan suasana.

    BalasHapus
  25. Semoga makin banyak orang seperti beliau yang punya talenta tapi berbagi skill dan talentanya. Saya percaya orang yang dermawan hidupnya senantiasa dibukakan jalan tiap ada tantangan hidup.

    BalasHapus
  26. kisah inspiratif sekali tentang ustadz Fitrah. Memang untuk menjadi pahlawan tidak harus sempurna, namun setidaknya ada satu hal yang diperjuangkan dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.

    BalasHapus
  27. Jalan hidup yg memberikan manfaat bagi banyak orang, ini sangat inspiratif. Menyenangkan hati seseorang itu tdk mudah, apalagi banyak orang, hal ini dibutuhkan kegigihan dan kerja keras.

    BalasHapus
  28. Perjuangan untuk terus berkarya dan memberi manfaat Uztad Fitrah memang patut diteladani. Ide beliau pun tentang pelajaran fotografi buat anak-anak sangat membantu mereka di jaman era digitalisasi ketika anak-anak dewasa nanti.
    Keren!

    BalasHapus
  29. Benar nih... Pahlawan tdak selalu bergelar ya asalkan memiliki peran dan dampak buat perubahan ya Mbak apalagi seperti Uztad Fitrah patut diacungi jempol, kisahnya menginspirasi Mbak...

    BalasHapus
  30. Seru banget baca ceritanya serasa melihat profesi baru padahal fotografer sekarang merupakan profesi umum ya.. namun entah kenapa sudah jadi profesi yang layak di perhitungkan dan bahkan bisa menghasilkan cuan

    BalasHapus
  31. wah pastinya ilmu yang dibagikan ustad fitrah ini bakalan jadi amal jariah yang terus mengalir ya, mbak. kagum sama orang-orang seperti ini yang mau berbagi ilmu bahkan secara gratis

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular