=Hamimeha

Pengalaman Vaksinasi COVID-19 Astrazeneca Untuk Busui, Anti Kerumunan!

41 komentar
Konten [Tampil]

Alhamdulillah, salam sehat Sobat Hamim?
Pengalaman vaksinasi covid-19 astrazeneca untuk busui
Btw, udah pada vaksin belum? Hehehe. Alhamdulillah aku sudah mendapatkan vaksin COVID-19 lho, kali ini pakai vaksin jenis astrazeneca. Kabarnya, vaksin jenis ini efeknya lebih dibanding yang lain. Wow, benarkah demikian?

Nah, di tulisanku kali ini aku akan bercerita pengalaman vaksinasi COVID-19 astrazeneca untuk busui (ibu menyusui). Sejujurnya, aku juga pernah menaruh ragu dengan vaksin ini. Bukan karena vaksinnya, tapi pelayanan yang diberikan saat proses vaksin.

Jika Sobat Hamim amati seringkali tempat yang sedang mengadakan vaksin rata-rata berkerumun meski sudah diminta antri dan diberi instruksi jarak. Tampaknya karena antusias warga atau yang lainnya. Dan hal ini tak hanya beredar di media sosial melainkan diceritakan oleh sebagian orang terdekatku.

Seorang teman yang juga blogger pernah menulis di instagram storynya tentang pengalamannya antri vaksin. Dia mengatakan bahwa menunggu antrian vaksin tapi berkerumun, akhirnya dia pindah ke cafe sebelah tempat vaksin untuk menjaga jarak sehingga terhindar dari kerumunan. Melalui postingan temanku ini aku jadi berpikir, "Kalau berkerumun apakah tidak membuat cluster baru?"

Beda cerita dengan suamiku yang jaraknya sebulan dengan jadwal vaksinku. Dari ceritanya aku menangkap ruangan besar, pelayanan cepat, dan minim kerumunan. Ehm, aku rasa hal ini dipengaruhi oleh manajemen lapangan. Oke, meski agak ragu akhirnya aku tetap memutuskan untuk mencari lowongan dibukanya vaksin di daerah dekat sekitar tempat tinggalku.

Lho kok ada syarat begitu? Oke aku cerita pengalamanku diulasan selanjutnya ya. Lanjut baca yuks!

Menyoal Seputar Vaksin

Sebelum aku cerita tentang pengalaman vaksinasi COVID-19 untuk busui yang aku alami sendiri. Ada baiknya jika kita tahu dulu nih wawasan seputar vaksin. Jujur aku sendiri sebagai busui sempat ada keraguan dan kekhawatiran awalnya. Nah, sebagai generasi cerdas maka budayakan membaca dan mencari info yuks.

Apakah vaksin itu?

Beda  vaksinasi dan vaksin
Dikutip dari wikipedia, Vaksin berasal dari kata variolae vaccinae (cacar sapi). Istilah ini dibuat oleh Edward Jenner (yang mengembangkan konsep vaksin dan menciptakan vaksin pertama) untuk menyebut penyakit cacar sapi. Ia menggunakan frasa tersebut pada tahun 1798 dalam bukunya Penyelidikan Variolae vaccinae yang dikenal sebagai cacar sapi, yang menjelaskan efek perlindungan cacar sapi terhadap cacar.

Vaksin sendiri menurut KBBI adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan dan digunakan untuk vaksinasi. Sedangkan vaksinasi adalah proses pemberian vaksin. Diambil dari buku saku seputar vaksinasi, vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Pasalnya, vaksinasi adalah langkah efektif pencegahan terhadap penyakit menular. Bukti keberhasilan vaksin adalah musnahnya penyakit Variola (small pox) pada 1979. Saat ini kita juga dalam upaya memusnahkan campak dan polio. Hasilnya, untuk Indonesia saat ini bebas polio karena program imunisasi.

Wah, jika menyimak ulasan di atas seharusnya kita tidak perlu was-was ya. Tapi penjelasan manfaat vaksinasi di bawah ini akan lebih memantapkan. Simak yuks!

Manfaat adanya vaksinasi

Manfaat vaksin
Melajunya kasus terkonfirmasi positif dari COVID-19 membuat semuai negara melakukan berbagai upaya pengendalian salah satunya dengan adanya vaksinasi.

Masalahnya, keraguan akan munculnya reaksi setelah pemberian vaksin membuat beberapa orang takut. Nah, sebelum takut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), sebaiknya kita simak dulu manfaatnya.

Setidaknya ada empat manfaat adanya vaksinasi:

1. Mencegah penyebaran penyakit

Poin penting nih buat Sobat Hamim tahu. Sebagaimana bukti vaksinasi bisa membebaskan Indonesia dari polio saat ini.

Maka vaksinasi COVID-19 yang dilakukan saat ini pun demikian. Apalagi COVID-19 ivarian Delta yang terbaru sangat cepat penularannya. Jadi harapannya dengan adanya vaksinasi yang meluas dan menjangkau banyak kalangan bisa menekan laju penularan virus yang lebih banyak.

Dan yang penting kaitannya dengan COVID-19 ini adalah mendorong untuk terbentuknya herd immunity. Sebab kita tak tahu kapan virus ini menghilang dari bumi. Maka mau tidak mau kita akan hidup berdampingan dengan virus ini.

Nah, herd immunity adalah salah satu upayanya. Pasalnya, untuk mencapai herd immunity dalam suatu masyarakat, penelitian menyebutkan bahwa minimal 70% penduduk dalam negara tersebut harus sudah divaksin.

2. Membentuk antibodi

Fyi, vaksin bukan obat. Dilansir dari smartcity.jakarta.go.id dituliskan menurut WHO, kehadiran vaksin-vaksin yang ada selama ini diestimasikan telah mencegah 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun. Sehubungan dengan Covid-19, vaksinasi Covid-19 dapat melindungimu, dengan menciptakan antibodi atau sistem kekebalan dalam tubuh, untuk memerangi virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

3. Mengurangi faktor resiko

Erat kaitannya dengan poin 2 ya Sobat Hamim, karena tubuh sudah terbentuk antibodinya maka tubuhmu akan terlatih untuk mencegah dan melawan infeksi Covid-19. Bahkan disebutkan oleh para ahli, jika orang yang sudah vaksinasi terpapar COVID-19, maka vaksin akan mencegah tubuh dari infeksi dan gejala penyakit COVID-19 yang jauh lebih fatal, karena tubuh kini punya sistem pertahanan tubuh yang lebih kuat.

4. Melindungi generasi selanjutnya

Telah aku tuliskan di atas terkait bukti keberhasilan vaksin dalam mengatasi penyakit polio di Indonesia. Dalam hal ini upaya adanya vaksinasi yang dilakukan ketika pandemi karena virus COVID-19 ini diharapkan adalah langkah efektif untuk menurunkan tingkat infeksi Covid-19 yang semakin meluas. Memutus mata rantai pandemi Covid-19 mulai dari diri kita. Sama artinya dengan upaya melindungi generasi masa depan dari penderitaan panjang akibat terinfeksi penyakit ini.
Wah, jelas banget ya manfaat pemberian vaksin ini tak hanya berorientasi saat ini melainkan jangka panjang juga.

Jenis vaksin COVID-19

Jenis vaksin covid-19
Ada 8 jenis vaksin COVID-19, namun dilansir dari infovaksin di laman covid-19.go.id menyebutkan hingga Agustus 2021, ada 5 jenis vaksin yang sudah tiba di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm (untuk vaksinasi Gotong Royong), yang semuanya telah mendapatkan izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pengalaman Vaksin COVID-19 Astrazeneca Untuk Busui

Nah, sampailah pada ceritaku hehehe. Jadi Sobat Hamim sekarang sudah tahukan info seputar vaksinasi. Aku pribadi juga termasuk dalam kategori orang yang khawatir dan ragu untuk vaksinasi.

Why? Sebab aku ibu menyusui. Pada umumnya, untuk konsumsi obat saja ibu menyusui dan ibu hamil harus berhati-hati dalam konsumsi obat apalagi vaksinasi. Nah, tapi alhamdulillah ternyata setelah tanya sana sini dan mengumpulkan banyak info. Akhirnya mantap memutuskan untuk ikut vaksinasi COVID-19.

Amankah vaksin COVID-19 untuk busui (ibu menyusui)?

Menurut Surat Edaran Kemenkes RI tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 No. HK.02.02/11/368/2021 disebutkan bahwa vaksin aman untuk ibu menyusui.
Secara biologis dan klinis, menyusui tidak menimbulkan risiko bagi bayi dan anak yang menyusu, serta bayi dan anak yang menerima ASI perah. Justru antibodi yang dimiliki ibu setelah vaksinasi dapat memproteksi bayi melalui ASI.

Jika mengalami kondisi tertentu atau lebih amannya sebelum vaksin busui direkomendasikan untuk konsultasi ke dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan tubuhnya fit dalam menerima vaksin.

Selebihnya aman. Alhamdulillah, so far untukku dan orang-orang dekat yang aku kenal demikian.

Oh ya, di kesempatan vaksin kali ini aku dapat vaksin jenis astrazeneca. 

Kok pilih vaksin az? Ssst, sebenarnya mau jenis vaksin apapun aku oke saja. Kebetulan pihak penyelenggara yang aku ikuti menyediakan ini jadi aku ikut saja.

Insya Allah semua vaksin yang sudah masuk Indonesia telah mengantongi izin BPOM kok.
Pengalaman vaksin ala sultan bersama PKS (Partai Keadilan Sejahtera)

Taaraaa!
Vaksinasi pelayanan mewah

Nah, jadi inilah penyelenggara vaksinasi yang aku ikuti Sobat Hamim. Kok ikut partai? Mungkin ada terbesit pertanyaan itu.

Oke,oke, jadi sebenarnya aku tidak pilih-pilih siapapun yang menyelenggarakan vaksin. Sama kayak vaksin yang saat ini adapun aku tak pilih-pilih mau dapat yangmana. Dari pukesmas, instansi tertentu, atau lembaga apapun yang penting jelas, valid, dan tempatnya terjangkau maka aku upayakan daftar.

Sebelumnya, ada info dari alumni ITS yang mengadakan vaksin massal. Areanya lumayan dekat dengan tempat tinggal. Tapi kondisinya kami saat itu jika keduanya sama-sama vaksin maka jika keduanya KIPI maka siapa yang urus anak-anak. Nah, jadilah diputuskan suami yang ikut vaksin duluan.

Alhamdulillah, sebulan setelah itu ada info beberapa hari lalu dari teman komunitas menulis sekaligus member bonek hijrah bahwa ada vaksinasi yang kebetulan dekat area kami tinggal.

Wah, padahal sebelum-sebelumnya infonya selalu jauh.

Dan satu lagi, rasa was-was kalau ikut vaksin maka akan rawan menimbulkan kerumunan. Karena antusias warga, sebab beberapa waktu lalu beredar di media sosial geolmbang manusia yang luarbiasa untuk ikut vaksin.

Nah, aku sebagai emak dengan duo anak tentu agak khawatir. Amankah buat kami? Jadi memilih untuk sabar hingga bertemulah dengan vaksinasi dari PKS yang ala sultan ini.

Wow gimana ceritanya?

Persiapan sebelum vaksin

Proses tersebarnya info vaksin dengan terselenggaranya acara tak sampai satu pekan. Tanggal 24 Agustus 2021 daftar mengisi form registrasi secara online dari link yang diberikan.
Wag pusat informasi

Tanggal 27 Agustus 2021 kami di add masuk Wa Group untuk informasi lebih lanjut. Wah, administrasinya rapi. Dalam grup tersebut kami dipandu apa saja yang perlu dibawa serta info terkait jam berapa dan masuk dshift berapa.

Lengkap dah! Apalagi si admin ramah dan jemput bola. Kami di japri satu-satu untuk kepastian kehadiran. Hal ini dalam rangka memastikan agar vaksinasi dilakukan secara tepat.

Nah, tips dari aku yang kemarin lalai membaca grup. Jadi sebelum ke tempat tujuan pastikan berkas apa saja yang perlu dibawa. Umumnya ada 3 berkas yaitu:

1. Kartu registrasi, untuk aku kemarin bisa di download dari link yang dibagikan oleh panitia di grup Wa. Isinya biodata diri dan lembar skrining

2. Lembar skrining yang diprint dan harus sudah kita isi ya, pastikan bawa bolpoin sendiri

3. Fotocopy KTP. Nah, jangan sampai lupa ya. Heehe. Aku lier bacanya ktp saja alhasil sampai tempat harus fotocopy dulu KTP-nya.

Saat suami ikut vaksin dari alumni ITS jaraknya cukup lama, sehingga aku bisa mengkondisikan asupan dengan baik agar saat vaksin kondisi tubuhnya benar-benar fit.

Nah, kalau aku kemarin memastikan bahwa kondisi tubuh dalam 3 hal. Persiapan diri sebelum vaksinasi:

1. Tidak dalam kondisi batuk atau pilek

2. Tidak demam

3. Tidak sedang mengalami sakit tertentu, sebab di informasi vaksin sebelumnya juga aku dalam kondisi sakit gigi hehee.
Persiapan asupan yang aku lakukan adalah konsumsi probiotik, minum hangat (seperti jahe hangat, jeruk nipis hangat, dan madu hangat), dan istirahat yang cukup.
Sekali lagi karena aku busui, kekhawatiranku lebih kepada bagaimana kondisiku ketika setelah vaksin apakah mengganggu pemberian ASI pada balitaku.

Saat proses vaksinasi berlangsung

Alhamdulillah, hari vaksinasi pun tiba. Sejujurnya, meski sudah menyiapkan tidur lebih awal hari sebelumnya dan mengkondisikan anak-anak bangun dan menyiapkan sarapan lebih awal. Perasaan dag dig dug masih ada.

Hal yang paling aku khawatirkan adalah "kondisi di lapangan bakal kondusif gak ya?" Secara aku bawa duo bocah balita, jadi yang aku khawatirkan terkait kerumunan masih ada.

Bagaimana fakta di lapangan?
Pengalaman vaksinasi astrazeneca bersama DPW PKS JATIM
Alhamdulillah meski kami telat 30 menit dari jawal 07.30 tapi tampaknya suasana terlihat tenang. Regulasi manusia juga tak terlalu padat. Kami memasuki area parkir disambut anggota PKS yang bertugas dengan senyum ramah dan sopan.

Aku masuk ke area vaksinasi. Sedang duo sholihah bermain di area taman dekat parkir yang terlihat tak ada orang. Aku menuju kursi tunggu yang tersusun rapi dan berjarak. Terlihat ada sekitar 3 area tunggu untuk antri ke meja registrasi.

Di setiap titik ada panitia dari PKS yang memandu sehingga membuat kami merasa dilayani dengan baik dan anti bingung. Selanjutnya, aku ke meja untuk ambil no urut lanjut validasi dan skrining.

Area skrining saat itu pukul 8.30 terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang padahal di no urutku tertulis 182. Wah, aku berpikir pasti posnya banyak. Satu shift memang hanya untuk 150 orang.

Ternyata benar ruangan sepanjang kurang lebih 10 meter itu berisi pos meja skrining dan validasi data. Cepat dan gak pakai antri.
Pelayanannya ramah, santun, dan cepat! Vaksinasi ala Sultan kata teman-teman yang juga ikutan jadi peserta vaksinasi 
Jika dihitung hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari meja registrasi hingga keluar menuju ruang tunggu untuk melihat reaksi setelah vaksin. Nah, lanjut ya setelah di tensi dan cek suhu diarahkan ke tempat penyuntikan.

Ruangnya memang tertutup dengan disambut oleh beberapa orang yang bertugas. Wah, horor juga tapi ternyata gak sama sekali. Asyik malah, aku sempat minta di video hihihi. Alhamdulillah, prosesnya cepat dan gak pakai sakit.

Kata suami kayak digigit semut, nah aku kok gak kerasa kalau sudah disuntik. Tapi reaksinya, ehem..

Oke lanjut ya, setelah disuntik aku mendapat selembar kertas yang berisi bahwa aku sudah vaksin yeay!

Melangkah ke pintu keluar dan dipandu oleh panitia yang sigap mengarahkan. Alhamdulillah, dapat sebungkus kacang ijo hehehe. Enak kan! Sambil menunggu reaksi sekitar 15 menit aku gunakan donk mengamati suasana di sana. Sambil menikmati alunan sholawat membuat agenda menunggu menjadi tidak membosankan. 

Aku mencatat bahwa ini proses vaksin yang ala sutan banget. Kami para peserta vaksinasi berasa tamu yang benar-benar dilayani. Pelayanannya mewah, istimewa, prokes ketat, dan pelaksanaan cepat. Mulai dari awal masuk sampai di pintu keluar. Tak ada kerumunan di titik manapun seperti yang aku khawatirkan.

Tak ada antrian yang mengular, tak ada gelombang manusia yang menumpuk. Yang aku dapati adalah pelayanan yang ramah, administrasi yang rapi, alur yang tertata, regulasi yang baik. Alhamdulillah.

Cara mendapatkan sertifikat vaksin

Langkah download sertifikat vaksin di peduli lindungi
Alhamdulillah, aku sudah vaksin. Sesampai di rumah aku coba cek deh di web pedulilindungi. Sebelumnya, kita harus membuat akun di pedulilindungi.

Setelah membuat akun dengan hanya menuliskan nama dan NIK saja kok. Setelah ikuti saja pengisian data dan klik periksa maka akan keluar deh sertifikat vaksin serta jadwal vaksin kedua.

Mudah bukan!

Reaksi tubuh setelah vaksin

Wow, ini dia reaksi setelah vaksin bagaimana nih buat busui? Pengalaman vaksinasi COVID-19 untuk busui ini memang bikin was-was awalnya tapi ternyata buat aku pribadi KIPI yang aku alami sama dengan selebaran yang diberikan oleh petugas yang bertugas tadi.

Yakni demam, pusing, nyeri, dan agak mual tapi nyaris gak kerasa. Nah, uniknya reaksinya ini baru rasakan setelah malam hari hahaha. Dan berlanjut hingga besoknya. Sekitar 1,5 hari badan mengalami reaksi demam, pusing, linu-linu, dan nyeri di area disuntik.

Aku pikir hal ini terjadi karena saat suhu tubuhku mulai demam, aku tidak bersegera minum paracetamol. Maka membuat kondisi tubuhku merasakan demam dan pusingnya agak lama.

Btw, karena di rumah kebetulan paracetamol lagi kosong jadi aku menggantinya dengan demacolin. Setelah konsul ke dokter kenalan yang bertugas di PKS juga. Alhamdulillah dua kali minum demacolin demam dan pusing mereda.

Kondisi tubuh yang terasa sakit semua juga mulai ringan dan kembali bugar. Tinggal area lengan yang agak "kemeng" hwakkaa. Ini karena tidak segera dikompres air dingin. Dan lagi buat gendong bayi serta posisi menyusui yang kurang oke. Setelah dioles minyak butbut kemengnya mereda seiring waktu.

Overall, reaksinya pada umumnya sama dengan yang sudah ditulis di kertas yang dibagikan oleh petugas. Di sana tertulis reaksinya serta cara mengatasinya. Alhamdulillah gak terlalu panik dengan reaksi yang muncul.

Bagaimana dengan si bayi yang masih ASI?

Alhamdulillah, aman. Anaknya tetap aktif dan ceria sebagaimana biasanya. Akupun masih bisa menyusui dengan baik, hanya tubuh yang demam dan pusing seperti yang aku sampaikan di atas. Efek vaksin astrazenecca untuk busui seperti aku tampaknya tak jauh beda dengan yang dirasakan oleh adikku yang mendapat vaksin yang sama denganku.

Beda dengan suaminya, yang terlihat hanya mengantuk namun tidak ada keluhan lain.  Reaksi tiap orang mungkin beda-beda. Seperti suamiku, si doi mengaku tak ada reaksi apapun setelah mendapat suntikan vaksin Sinovac. Setelah vaksinasi lanjut kerja seperti biasa. Nah, apalagi jika jenis vaksin yang diterima juga tak sama. Maka sebaiknya, jika ada gejala berat segera hubungi faskes terdekat.

Terima kasih PKS bersama melayani rakyat

Alhamdulillah sudah vaksin
Alhamdulillah, aku bersyukur sekali bisa mendapatkan pelayanan vaksinasi dari PKS setelah sekian waktu menunggu giliran untuk vaksin. DPW PKS JATIM bekerjasama dengan DPD PKS Surabaya, dinas provinsi Jawa Timur, dinas kota Surabaya, dan RS Wiyung Sejahtera dalam menyelenggarakan vaksinasi astrazeneca pada tanggal 28 Agustus 2021 di CoventionHall Surabaya.

Ada 7 hal yang ingin aku apresiasi dari penyelenggara vaksinasi oleh DPW PKS Jatim yaitu: 


1.Berhasil menciptakan kondisi vaksinasi yang aman tanpa kerumunan.

2.Regulasi yang rapi dan teratur, mulai dari pendaftaran hingga sertifikat vaksin diterima.

3.Minim kontak, semua administrasi dilakukan secara online.

4.Pelayanan ramah dan santun.

5. Pelayanan yang cepat, sat set wat wet hanya 10 menit buatku

6. Pengawalan pada peserta vaksinasi hingga disiapkan hal antisipasi yang terjadi setelah pemberian vaksin.

7. Memberikan kenyamanan bagi peserta dari sisi pelayanan sejak awal hingga akhir, taat prokes, tempat vaksinasi yang kondusif, dan bonus setelah vaksin dapat kacang ijo uey hehee.


Nah itulah pengalaman vaksinasi COVID-19 Astrazeneca untuk busui yang aku alami ya. Jadi intinya gak perlu khawatir sih sebab vaksinasi ini upaya kita dalam menghentikan pandemi ini. Pastikan kondisi badan fit dan hempaskan informasi hoax yang diterima.
Udah kangen jalan-jalan gak sih heheheh.

Indonesia sehat ekonomi bangkit!

Yuks bisa yuks!
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

41 komentar

  1. Aku belum pernah vaksin mba, dan memang disini gak diwajibin, tapi kalau mau ya.. Gak di larang juga

    Cuma akunya ajh yang masih parno, takut ketemu jarum🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe gak kerasa kok pas disuntik taoi reaksinya yg memang agak beda satu sama yg lain. Pada umumnya demam pusing sih.

      Selebihnya bahkan ada yg ga kerasa apa2.

      Saat ini upaya yg bisa kita lakukan ya lakukan sih. Soalnya pandemi g kunjung usai jika herd imunity tak terbentuk.

      Tetap taat prokes juga sebab setelah vaksin belum tentu kebal sama virus.

      Hapus
  2. Waah mba Hamim kalao bahas sesuatu emang high quality dah. Zupeerrr lengkap dibahas sampai akarr dah. Tos kita udah vaksin sebagai sesama ibu menyusui hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Toss dulu berarti mbak hehehe
      Alhamdulillah sudah vaksin semoga bisa menjadi langkah kita membantu indonesia sgra pulih

      Hapus
  3. Vaksin modena udah masuk di tempatku nih.. Tapi baru untuk umur 30an keatas.. Hihii,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah mbak fadmala blum 30 tahun masya Allah masih unyu dunkz ya Allah..

      Iya teman2ku ada yg udah pakai moderna juga mbak. Dia busui kayake efeknya dia lemes katanya

      Hapus
  4. Wah, mba Hamimeha informasinya lengkap banget 😍, pas sekali besok ini mau vaksin. Awalnya sempat ragu juga dengan astrazeneca, karena di sini yang pfizer udah habis di serbu, tinggal astrazeneca. setelah baca artikel ini jadi siap deh buat di vaksin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah semoga bermanfaat mbk semangat vaksin

      Hapus
  5. Sekarang udah banyak yang nyelenggarain vaksin ya. Aku pengen juga deh. Tapi belum-belum juga nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bikin akun dipeduli lindungi mbak.. di sana bisa cek askes penyediaan vaksin terdekat

      Hapus
  6. Apapun vaksinnya semua bermanfaat ya mbak yg penting bangun antibodi utk tubuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap betul.. harus gempur pokoknya sama booster imun agar kondisi saat vaksin fit

      Hapus
  7. Wah keren nih kk. Kalau saya sih lagi hamil kek kk belum tentu brani divaksin Covid. Semoga ibu n calon debay sehat terus ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, aku udah lahiran, anakku udah usia 1 tahun mbak pipit, alhamdulillah ini aku ceritanya tentang vaksin ibu menyusui :)

      untuk vaksin ibu hamil tampaknya juga udah beredar tapi dengan catatan tertentu

      Hapus
  8. Wah beruntung nih kakak dapat vaksin AZ. Tempatku banyak yg dpt Sinovac. Tapi apapun vaksinnya, sama aja kok. Ini utk antibodi. Semua dilakukan agar pandemi ini lekas usai. Begitupun siapa yang menyelenggarakan.

    Kita apresiasi aja. Tapi kalo ngga yakin ama mereka nanti, ya jangan dipilih pas pemilu nanti. Hehehe..

    Tetap jaga prokes ya kak. Semoga sehat selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah apapun vaksinnya baik kak dan bemanfaat buat kita.

      iya kak betul itu pilihan jelas kita lihat track record partainya

      Hapus
  9. Alhamdulillah aku uda dua kali vaksin, hehehe
    Dan aku dapatnya yang Sinovac.
    Apapun jenis vaksinnya, prokes tetap yang utama juga sih yaa, heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iye betul kak sebab vaksin tidak berati kebal virus harus. tetap ketat prokesnya

      Hapus
  10. alhamdulillah udah di vaksin ya, udah tenang sekarang. aku belum divaksin karena masih dalam kondisi sakit, jadi belum bisa ke mall, eh, hihihihi. suamiku mau vaksin kemarin, eh malah keburu asam lambungnya naik. termyata vaksin banyak banget ya sampai 8, yang masuk ke indonesia 5 aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waktu nulis ini aku juga baru paham kalo ada 8 kak hehe yg masuk indonesia baru 5 itu info dari info resmi vaksin

      Hapus
    2. tapi 5 vaksin aja udah banyak ya kak, semoga aku juga bisa secepatnya di vaksin nih

      Hapus
  11. Wah terima kasih informasi tentang vaksin yang bermanfaat ini. Masih banyak simpang siur memang karena rawan hoax, kalau sudah jelas gini nyaman jadinya. Saya masih harus nunggu 3 bulan dulu karena baru kena COVID19 hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah iya kak , di era sekarang harus bijak menanggapi berita yang beredar dan dikonfrimasi kevalidannya

      Hapus
  12. MasyaAllah lega ya Mba Hamim udah vaksin, efeknya tiap orang memang beda kok ya. Aku belum karena baru pemulihan sakit nugu fit total mau juga

    BalasHapus
  13. Yay, mari kita berjabat tangan sebagai penerima AstraZeneca kak. Malesnya AZ ini, jarak tunggu dosis satu-kedua lama banget yak. But anyway, apapun vaksinnya semua ampuh!

    BalasHapus
  14. Mantap dah ibuk ini kalau dah bahas tuh sampai tuntas plus infografisnya juga. Tapi lega loh dapet AZ ya, aku lagi cari nih jadwal vaksin terdekat. Kemarin2 ada halangan buat vaksin gt. Sehat selaluuu

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah busui aman ya vaksin. Semoga sehat selalu ya mbak.

    Sekarang semua merk vaksin tersedia dan bisa didapatkan gratis, tinggal masyarakat saja yang mau atau enggak. Harus mau sih, karena manfaatnya baik buat tubuh kita. Kalau soal merk, sama aja, yang penting vaksin. Di tempatku sekarang sinovac abis, adanya Astrazeneca, Moderna, dan Pfizer. Masih ada sih orang2 yang ga mau vaksin Astra, takut sama efeknya katanya. Padahal ga semua orang kena efek samping , dan ga semua efek samping bakal sama pada tiap orang.

    BalasHapus
  16. Congrats mba udah vaksin. Alhamdulillah aku juga nunggu vaksin dosis kedua nih besokk kyaaa <3 ngga sabar punya vaksin lengkap dalam tubuh.
    Btw aku baru tahu sekarang busui udah bole vaksin, alhamdulillaaah <3 sehat2 ya mba

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah sudah lancar vaksinnya :) seneng sih sekarang busui dan bumil ya udh bisa vaksin juga, tinggal para balita aja nih, semoga segera ada biar lekas aman ya pandemi ini

    BalasHapus
  18. Semangat kak udah vaksin. Kalau daku Sinovac, karena waktu itu yang tersedia Deket rumah itu. Apapun jenis vaksinnya yang penting bisa bangun antibodi ya, dan aman untuk kita. Apalagi buat kak Hamim yang sedang mengASIhi. sehat-sehat ya kita

    BalasHapus
  19. Lengkap nih sharing pengalaman vaksinnya. Saya juga udah niat mau vaksin cuma belum dapat kesempatan nih dan sempat ragu juga mau vaksin karena masih menyusui juga eh tapi ternyata vaksin aman ya buat busui.

    BalasHapus
  20. Ternyata astrazeneca aman ya, saya masih takut karena pernah ada berita booming banget dari pemuda tangerang yang meninggal setelah selesai vaksin astrazeneca tersebut....
    Dari artikel ini memberikan penjelasan lebih kepada saya mengenai manfaat dan pengalaman hamim ketika divaksin astrazeneca ini, thank infonya 🙏

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah sudah vaksin ya mbak
    memang vaksin menjadi salah satu ikhtiar kita dalam menghadapi pandemi ya mbak

    BalasHapus
  22. Pas bgt mbak, adekku mau vaksin, tp agak parno sama efek dari jenis vaksin AZ ini. Efeknya berlangsung brp lama mbak btw?

    BalasHapus
  23. Nah narasi-narasi seperti ini yang layak dibagikan ke grup-grup keluarga. Supaya keluarga makin terbuka dengan informasi yang benar dan tidak termakan oleh hoaks..

    BalasHapus
  24. Yapp, Vaksin AZ juga aman kok untuk Ibu menyusui, termasuk iparku juga vaksinnya AZ..
    aman-aman aja, tapi efeknya baru terasa H+3, cuma pusing dan mual aja katanya..
    efeknya bisa berbeda-beda setiap orang yaa

    Oh yaa, kalau berbicara soal pelayanan, di Bali juga OK banget mnurutku pelayanannya. Karena sekarang sudah disediakan aplikasi untuk booking online.
    Jadi menghindari kerumunan daripada harus ngantre dari dini hari.
    Semoga Indonesia bisa segera bangkit dari pandemi ini yaa

    BalasHapus
  25. Info seperti ini akan lebih meyakinkan masyarakat tentang vaksinasi, agar masyarakat penuh rasa percaya diri utk vaksin krn akhir-akhir ini banyak info terkait vaksin membuat masyarakat ragu utk vaksin

    BalasHapus
  26. Awalnya banyak yang menolak melakukan vaksinani, alhamdulilah sekali ya saat ini banyak orang yang bersedia malah menunggu2 untuk di vaksin. Berkat sosialisai seperti ini yang sering di dengung2kan

    BalasHapus
  27. Aku mau banget segera vaksin but aku ini rada takut sama jarum gitu orangnya. Terakhir vaksin kalau ga salah keluar darah. Kata dokternya, itu karena akunya tegang. Yah, tapi pasti akan tetap vaksin setakut apapun itu. Ehee

    BalasHapus
  28. Wah ini tulisan pengalamannya lengkap banget, Mbak. Alhamdulillah ya Mbak sudah divaksin. Saya juga bersyukur sudah divaksin dengan 2 dosis lengkap pada bulan April dan Mei yang lalu. Semoga kita selalu diberikan kesehatan ya. Aamiin.

    Thanks for sharing, Mbak. Salam hangat. :)

    BalasHapus
  29. Mencerahkan untuk yang masih takut dan ragu... mantap Mbak...

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular